Halo November dan jalan raya UTM yang penuh sakura di musim penghujan! Iya, momen-momen yang gloomy karena langit sering kelabu.
Keadaan yang enaknya duduk di ruang perpustakaan privadi. Di samping kaca jendela berembun. Dilatarbelakangi rintik gerimis dan murattal Syaikh Misyari Rasyid. Dengan secangkir coklat panas mengepul di meja dan buku bacaan favorit di tangan.
Dan tiba-tiba kulihat bunga-bunga sakura telah bermekaran di sepanjang jalan yang selalu kulewati saban hari.
Tsaaaah.
Sakura yang sering kulihat berlokasi di sepanjang di jalan kenangan.
Jalan raya Universitas Trunojoyo Madura. Ia tumbuh sejak engkau turun di pertigaan halte bus. Hingga gerbang kecil tempat engkau dari kampus.
Honestly itu bukan sakura. Cuma pohon besar yang berbunga semua seperti sakura.
Bungur; Pohon Berbunga Sakura di UTM |
Tulisan ini terinspirasi dari postingan Alfi yang bercita-cita mengabadikan momen bersama Tatebuya sp. Bunga sakura ala Alfi. Bedanya bunga ini berwarna kuning.
Nah, kalau bunga yang kumaksud adalah bunga bungur!
Aku baru menyadari adanya bunga ini ketika Divisi Pers IT mengadakan pertemuan rutin SABAN HARI. Kerjaannya, membedah karya!
Kami kumpulin karya, kami bedah bareng-bareng. Apa yang kurang. SPOKnya sudah cocok atau belum. Itu hikmah tulisannya apa and so on. Semuanya weh dianalisis. Atau mungkin lebih tepatnya dikeroyok, haha.
Intinya kami ngebahas bagaimana supaya karya kami sempurna. Perfecto. Supaya yang salah dibenerin. Yang kurang ditambahin. Layak dibaca. Biar nggak bikin sakit mata pembaca wkwkwk.
Itu jaman ketika negara api belum menyerang. Eh nggak ding itu mah jaman pas dinosaurus yak. Kita mah belum ada. Belum lahir :D
Itulah jaman Mbak Alin sudah nggak di Yasmin. Terus saat Dek Anggun gabung di Pers IT dan memberi tahu tentang bunga kesukaannya; trifolia.
Ketika itulah aku menyadari bahwa sepanjang jalan UTM banyak tumbuh SAKURA!
Sakura Pink (Google) |
Hihi iya, karena kami berangkat bedah karya pagi-pagi. Jam enam sudah harus di lokasi. Jadilah jam lima kami sudah berangkat. Saling jemput. Bersepeda atau jalan kaki.
Kos Mbak Alin dan Dek Anggun yang paling membuat aku SADAR itu bunga SAKURA banget!
Sakura Kuning (Google) |
"Itu namanya bunga bungur, Mbak," jelas Dek Anggun menunjuk pohon berbunga lebat di depan indekosnya.
Apapun nama aslinya bagiku tetap sakura, wkwkwk. Efek belum pernah menyentuk sakura secara langsung.
Tentu saja pagi-pagi jalanan masih sepi. Berkabut dan dingin. Apalagi sisa hujan semalam.
Membuat kami melangkah santai. Sambil memandangi bunga sakura penuh kenangan.
Aku menghitung ada sekitar 8 atau 9 lebih pohon bungur di sepanjang jalan UTM.
Sakura Putih (Google) |
Di antara halte bus sampai daerah gang Yasmin tumbuh bungur berwarna putih. Tumbuh dan berbunga satu-dua.
Di depan kos Mbak Alin ada warna pink. Bunganya rimbun. Sampai reranting yang tingginya selutut pun berbunga. Bikin betah kalau main.
Di seberang jalan warnet Safa, tepat di tukang pentol langanan sepulang kuliah ada warna pink keunguan. Pohonnya agak tinggi. Besar. Lebar. Jadi bunganya banyak.
|
Di pertigaan BTN ada warna ungu. Pohonnya mungil tapi tinggi banget. Kalau mau dijepret harus dizoom. Dan mungkin inilah satu-satunya pohon sakura yang tersisa sekarang.
Banyak indekos yang dibangun sepanjang jalan. Warung-warung baru. Toko-toko yang direnovasi. Jalan kampus yang diperlebar. Membuat bunga-bunga sakura harus tumbang.
Pernah suatu kali aku sedang bersepeda menikmati pagi. Berburu udara sehat sebelum tercemar klakson dan knalpot di jalanan kampus.
Kami menemukan batang bunga bungur yang sudah ditebang. Dibuang di rawa-rawa. Malang melintang di antara ilalang yang kian meninggi.
Namun pohon tersebut hidup menghasilkan banyak bunga!
Masya Allah! Sakuraku!
Jadilah si bunga jadi props foto-foto.
Hihi. Memang pertemuanku dengan sakura, sukanya ketika matahari belum meninggi. Apalagi rapat-rapat kampus seringnya pagi-pagi.
Waktu itu juga pernah. November yang gerimis. Ketika jalan-jalan pagi dengan anak Yasmin. Hanya sakura di pertigaan BTN yang berbunga.
Entah sekarang. Live cherry blossoms!
Semoga masih ada. Meski hanya tersisa satu dua pohon. Setelah beberapa hari tanah kenangan menjadi tuan rumah bagi gerimis di bulan November.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar