Belakangan ini internet bukanlah suatu hal yang tabu. Hampir semua orang pintar pakai internet. Penggunanya semakin hari, semakin drastis. Maka tak heran jika ada suatu media yang menjadi penghubung di antara para penggunanya. Namanya, "Social media".
Sosial media adalah suatu alat
penyambung silaturrahmi di antara para pengguna internet di dunia. Ada banyak
macam sosial media di internet. Facebook, Twitter dan Instagram adalah sosial
media yang mendapat perhatian tinggi dibanding lainnya. Ketiga sosial media ini
adalah media yang memiliki banyak pengguna dari berbagai penjuru dunia.
Facebook
yang berada di urutan tertinggi karena fasilitasnya yang serba ada dan up to
date. Fasilitas yang serba ada itulah lantas membuat ia banyak digemari.
Kemudian disusul twitter dengan desainnya yang simpel dan elegan. Dan Instagram
yang menempati urutan terakhir di banding dua media di atas. Meski begitu
Instagram tak mau kalah. Pengguna instagram mengalami kenaikan seiring
berjalannya waktu.
Aktivitas
di dalam sosial media pun beragam. Mulai dari tambah-menambah teman, berbagi
pengalaman atau perasaan menggunakan status, hingga mengunggah foto-foto diri
ke dalamnya. Hal yang disebut terakhir merupakan aktivitas yang sering kita
lihat di sosial media. Lihat saja, setiap kita membuka akun sosial kita, tak
jarang ada bahkan sampai banyak orang mengunggah foto diri mereka. Itulah yang
terkenal dengan sebutan "selfie."
“Aku suka foto-foto di
mana dan kapan saja sebanyak yang aku suka. Terus aku juga suka mengunggahnya
di semua akunku.” Wheuw! Akun apa ya B-)
Narsis menggunakan kamera
untuk berfoto ria tentunya menyenangkan. Berfoto dengan bermacam-macam gaya.
Lalu mengunggahnya sebanyak yang mereka suka. Para pelaku selfie akan sangat
senang jika kemudian setelah terunggah banyak yang memberikan jempol dan
berkomentar. Apalagi memuji hingga membuat mereka terbang ke langit tinggi.
Tssah.. tambah deh keranjingan mengunggah foto-fotonya ke sosial media.
Kegiatan
yang menyenangkan bagi diri kita belum tentu menyenangkan bagi orang lain. Bener
banget ^.^b Seperti halnya selfie. Selfie sepertinya hal yang menyenangkan bagi
sebagian orang. Bernarsisis dengan gaya terbaiknya (meski kebanyakan fotonya
denngan bibir yang dimanyun-manyunkan :p) tapi tidak menutup kemungkinan banyak
orang merasa terganggu dengan kegiatan tersebut.
Terganggu?
Kenapa tidak? Terutama dalam sosial media, tak jarang pelaku selfie mengunggah
foto diri mereka lebih dari 5 kali dalam sehari. Ada yang terganggu? Jelas! Temen
di kelasku ada yang curhat,
“Ya iyala ganggu. Ngeliat
foto dengan muka yang sama, idung yang sama, orang yang sama, nama yang sama
pula! Tentu saja ganggu. Bikin orang tambah bete aja,” ooo... sampe segitunya
ya :D
Menyuruh
pelaku selfie menghentikan pekerjaannya tentunya bukan hal yang mudah. Apalagi ber-selfie
ria telah menjadi kebiasaan sehari-harinya. Kebiasaan yang tidak bisa begitu
saja ditinggalkan. Selfie telah menjadi candu bagi pelakunya. Kaya orang pake
narkoba. Sulit disembuhkan. Hmm..
Gimana
nggak mau kecanduan, lha wong pelakunya merasa layaknya artis. Apalagi ada yang
ngomentarinnya baik-baik tambah deh suka ngaploadin dirinya. Cantik, manis dan
hal baik lainnya Dan tentunya mereka
tambah ngerasa eksis dan enggan meninggalkan hobi tersebut. Heuheu..
Jadi kalo satu hari para
pelaku tak mengunggah foto diri mereka ngerasa ada yang kurang. Merasa ada
sesuatu yang hilang, pergi, dan hambar.Tentu saja karena selfie sudah menjadi
candu bagi mereka. Candu yang tak bisa dilepaskan dan mengakar kuat. Tak bisa
dilepaskan apalagi ditinggalkan. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan. Selfie
adalah narkoba dalam sosial media. Temanku, calon psikolog menambahkann, “Kayak
gitu, kalo dalam psikologi disebut penyakit. Gangguan.” Nah lho..
Liat juga artikel ini versi Englishnya ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar