Jika ingin mengetahui wajah Kota Kembang Bandung maka kunjungilah Rainbow Garden. Wahana wisata yang berada satu area dengan Floating Market. As I mentioned before, there are many sites you can enjoy here. Dan aku memilih masuk taman bunga ini.
Untuk masuk area Raibow Garden kita ditarik karcis Rp 10. 000 per orang. Huumb, meskipun masih satu lokasi dengan Floating Market, masuknya kudu bayar lagi. Dilarang langsung nyelonong. Karena nggak sopan. Soalnya ada yang jaga di depannya.
"Terus gue selama ini dianggap apa?" *mode FTV lebay :D
Kalau nanti beneran dibilang gitu sama penjaga karcisnya, aku nggak mau tanggungjawab ya. Soalnya kan dah dikasih tau; kudu bayar ceban :D
Kenapa memilih Rainbow Garden dibanding wahana lainnya di Floating Market? Padahal ada juga area Kota Mini, rumah kelinci, Museum Kereta api dll.
Kenapa yaa. Karena aku suka bunga. Dan diajakin Mbak Yul juga. Dari jauh warna-warnanya sudah kelihatan. Melambai-lambai minta di datengi.
"Sini dong, sini," panggil mereka pake TOA.
Hihi.
"Lho di Kebun Begonia kan sudah bunga-bunga?"
Iya! Tapi ini The Real Paris van Java. Perwujudan Kota Kembang sesungguhnya. Sini deh aku ceritain di sana ada apa aja dan keseruannya gimana. Cekidot!
Here We are in Rainbow Garden
Setelah mendapat topi kurcaci sewarna pelangi, kami akhirnya passed the gate that guided by bodyguard with the black coat.
Alhamdulillah, yeay!
Baru melangkah, melewati gerbang saja sudah terpana. Deretan bebungaan seketika membius kami. Selanjutnya pasti deh ngapain. Ambil kamera, cekrek-cekrek mengabadikan momen. Mumpung batre masih ada kan. Dan mumpung masih di Bandung.
Krisan berbagai macam warna dan anggrek yang menggantung menjadi bunga paling dominan. Pun mawar-mawarnya yang beragam. Lainnya, belum sempat ta'aruf tanya nama :D
Rumah ala Eropa
Lurus dari pagar, belok kanan, naik sebentar, ada rumah ala Eropa. Di berandanya anggrek bulan besar-besar berwarna putih. Tanaman menjuntai memenuhi dinding rumah. Ah, aku mau rumah kayak gini ><
Puas menjelajahi rumah berbunga itu kami lurus ke kanan dan belok kiri di tangga panjang. Di situ potnya lucu-lucu. Konsepnya ciamik sangat. Teko-teko saling mengalirkan air. Drainasenya keren!
Rumah Kaca Penuh Bunga
Melewati tangga kami menjumpai rumah dengan beranda penuh kaca. Di sini banyak mawarnya. Dari kuning-putih-merah ada! Ketemu anggrek jenis lainnya juga. Bikin gemes pengen dipetik.
Kata Bang Tere Liye, biarkan mawar mekar di sana. Biarkan semua yang melihat memuji keindahannya. Dan terus tumbuh dengan decak kagum lalu lalang orang. Jika kau petik. Maka habislah kebahagian si mawar. Soalnya kamu nikmati sendiri di kamar.
Aku setuju sama Oki Setiana Dewi. Kali mau ngasih bunga sekalian sama potnya. Biar dia nggak mubadzir dan terus tumbuh. Biar kita bisa menikmatinya lebih lama.
Asyik kan meski sudah gugur bunganya, ia akan menjadi biji yang siap tumbuh. Batangnya yang lain pun sedia membungakan mawar baru.
Ngomong-ngomong kita nggak boleh petik bunga-bunga di Rainbow Garden Floating Market ini. Petik artinya beli. Jadi mending beli di Toko Bunga ajah, lebih legal. Jangan lupa sekalian sama potnya yaa. Etapi ada beberapa spot khusus untuk tanaman yang dijual. Deket situ ada mamang-mamang penjaga kebunnya. Boleh banget kalo mau tanya-tanya.
However, di rumah yang satu ini, view-nya bagus. Kita bisa melihat Floating Market dari ketinggian. Everything goes green. Ternyata cukup jauh Rainbow Garden dari sana. Tapi kami nggak merasa capek. Mungkin karena pemandangan di sekitarnya elok-elok.
Masya Allah, indah sekali ciptaanmu, Tuhan.
Rumah Hidroponik
Kelar dari situ kami ke Rumah Hidroponik. Ruang itu menjelaskan bagaimana caranya melakukan hidroponik sendiri meski tidak ada seorang guide di dalamnya.
Selada Hidroponik |
Terlihat biji-biji ditaruh di atas spon basah. Selada hijau yang segar-segar sedang tumbuh. Juga tomat-tomat yang mulai memerah ranum. Semuanya ditanam dengan media air. Saat kami masuk ke sana, serasa disambut dengan orkestra, gemericik airnya yang menenangkan jiwa.
Ah, meuni adeumm.
Rumah Pohon
Meski gerimis datang lagi, dan tentu saja itu tak menyurutkan langkah kami. Waktu aku keluar dari ruang hidroponik itu, malah Mbak Yul dan Dek Ril yang ikutan ke Rainbow Garden sudah ada di rumah pohon. Teteupp ya :D , walaupun langit semakin hitam.
Aku dan rekan lainnya memilih duduk rehat di bawah rumah itu. Ada semacam kursi bulat yang digantung berjejer di situ. Kursinya dibikin ala ayunan gitu. Apa sih namanya.
Di dekat kami ada deretan stoberi yang baru mulai merangkak. Buahnya masih putih kehijauan. Nah dari situ keliatan tuh rumah-rumah warna flourescent di Kota Mini.
Nggak lama rehatnya, karena lanjut menelusuri bunga-bunga. Bayangin aja sawah tapi tiap lajurnya penuh kembang. Masya Allah, indahnyaa..
Tapi gerimis yang masih turun dan sore yang mau pamit memaksa kami untuk tidak berlama-lama. Deuh, yang mau pulang, tapi nggak pulang-pulang, haha. Abis bunganya bikin betah.
Di samping Raibow Garden ini ada wahana baru juga. Kami curious pengen tahu. Apalagi jalan menuju ke sana nggak kalah indahnya. Nggak ada tanda-tanda kudu bayar lagi. Tapi melihat dari penataannya, ini spot baru dan di luar Rainbow Garden.
Ternyata itu kebun-kebun yang baru dibangun. Sepertinya kebun stroberi gitu.
Karena lahannya kosong. Dan kelihatan tanamannya masih gersang dan sebagian juga baru ditanami, akhirnya kami balik. Memutuskan pulang lewat jalur Rainbow Garden [lagi].
Tapi di jalan ketemu deretan bunga berwarna kuning macam seruni. Ketemu gerombolan lavender yang bikin hati pengen berhenti. Ah, spotnya masih banyak di Rainbow Gardennya.
Banyak. Buaaaanyak. Hihi.
Pulang, Nak. Pulang..
Kudu dari pagi mainnya. Biar puas seharian. Dan siap-siap gempor :D
Akhirnya pulang juga. Mengingat Maghrib yang siap-siap mengetuk pintu waktu.
Tiket parkir kena lima rebu. Dihitungnya perjam. Sejam pertama tiga rebu, katanya. Jam berikutnya beda lagi. Oia, waktu masuk Floating Market sebelumnya kan didata. *Astaghfirullah, lupa ya, Mpok.. :D
Kesannya sama Rainbow Garden ini; must visited place kalo kita pergi ke Bandung. Aku juga bakal mampir ke sini lagi kalo ada kesempatan ke Kota Kembang, Insya Allah! Aamiiin. Soalnya areanya lebih luas, spotnya lebih banyak, dan penataan kebunnya juga lebih kece dibanding Kebun Begonia. Inspirasi banget-lah buat para mahasiswa arsitektur lanskap.
Bener-bener Paris van Java! Perwujudan kota kembang yang penuh romansa..
Koleksi bunganya bikin betah.
♡.♡
Sudah, sudah. Pulang, pulang.
*diseret Emak l.o.l
***
Gelang, sepatu gelang..
Gelang, si rama-rama...
Keluar dari situ kami balik pulang. Baru jam setengah lima ternyata. Pulangnya lewat Cihampelas Walk, lalu lanjut Jl. Asia Afrika dengan lampu jalannya yang fenomenal itu. Mampir sholat di Masjid Agung Bandung.
Mari pulang, marilah pulang..
Marilah pulang, bersama-sama...
Dan karena gerimis datang lagi membuat perut makin keroncongan, jadilah dinner kami di abang tukang bakso Mang Ihsan. Rekomen Ibu Teh Lia juga nih tempatnya.
Batagornya enak. Gede-gede. Daging baksonya kerasa dan banyak. Bikin kenyang. Teh hangatnya gratis. Membuat kami gembira melihat kantong tipis :D
Oia, selama sepekan kami di Bandung, pengeluaran nggak sampe 200 rebu. Mungkin traveling hemat ala kami bisa dijabarkan di Kebun Kekataku juga, kali yaa. Anyway ada yang mau tips-nya, nggak? Kalo mau, nanti dibikinin postingan beneran. Insya Allah. Diingatkan yaa.
Selanjutnya halan-halan kami keee....... Ciwidey! Wait us on the next blogpost, Insya Allah!
dulu ke ciwidey belum ada ini, hiks..
BalasHapusPasti betah ya kalau berada di tengah-tengah bunga. Aku ke taman bungan palingan yang di Taman Bunga Nusantara puncak. Itupun nggak pernah khatam keliling seluruh areanya. Udah lelah duluan. Hihi.
BalasHapusBtw parkirnya kok per jam yah? Kalo seharian bisa mahal banget dong? Atau ada maksimalnya?
Thanks for sharing.
Seru sekali mbaa, tempatnya asri bangettt. Jadi pgn liburan kesana hehehe
BalasHapusJadi pengen balik lagi ke ciwidey, ternyata ada wisata baru yg lagi hits
BalasHapusTempatnya asri banget, seger pastinya ya mba
BalasHapus