Kau harus mengubah
sudut pandang terhadap hidupmu, Sakura-chan. Kau tahu, kau punya banyak sekali kelebihan
dan keberuntungan dibandingkan orang lain. Kau hanya perlu memejamkan mata
sebentar, lalu melihat hidupmu dari sisi yang berbeda
Setiap kali membaca buku,aku suka menulis kata-kata indah
darinya. Lalu menulisinya dalam catatan harian atau mempostingnya on my
lovely blog. Seperti “Quotes from Afra”. Menulisi catatanku dengan
quotes bisa berlembar-lembar.
Membaca “Penghuni Hati” aku mencatat sedikit sekali
kata mutiara. Bukannya buku kurang bagus. Bukan. Kakkoi desu kara. Lalu?
Perasaan adalah
sesuatu yangtidak tertebak. Tidak terkendali. Hanya bisa dimengerti ketika kau
bertanya pada dirimu sendiri
Aku sangat sekali dengan all of things about Japan. Aku
seringkali menonton drama atau anime Jepang. Dua semester kemarin saja aku
mengambil kelas Jepang saking sukanya.
Nah membaca novel ini, aku tak perlu berimajinasi terlalu
tinggi. Tak perlu. Membacanya seperti film anime. Imajinasiku berkembang. Lokasi,
cara berpakaian dan suasana yang digambarkan di dalam novel. Aku tak kesulitan
membuat anime di dalam imajinasiku.
Aku menyukai siapa pun. Bahkan diriku sendiri
Karena novel ini memunculkan tokoh yakuza, maka ada banyak
kosa kata Jepang yang ditampilkan di sana adalah kata-kata kasar seperti, baka
dan yamero. Sebagai murid yang belajar secara formal tentu saja aku
merasa ada yang janggal. Bahasanya kok kasar-kasar ya... Tak ada kata
sopan dan formal seperti misalnya, toshoukan de hon o yomimashita.
Jalan hidup adalah pilihan. Pilihan hanya bisa dipilih
oleh pelakunya, bukan orang lain.
Aku baru ngeh kenapa kosa-kata yang ditampilkan
begitu ketika diceritakan tentang yakuza. Oh, pantes...
Untuk tema, ya seperti anime sering aku tonton. Penghuni
Hati berkisah tentang cinta, persahabatan, persaingan dan yakuza di
Jepang. Novel ini juga memberi pola pikir baru tentang, belajar bukan
segalanya.
Ada empat yang sangat menonjol dalam novel ini: Sakura,
Hajime, Fumiya, dan Momoko. Keempat tokoh ini belajar di sekolah yang sama.
Sakura dan Fumiya adalah murid yang selalu rajin dan saling mengungguli dalam
seluruh pelajaran di sekolah. Apalagi Sakura yang menyukai Matematika. Berbeda dengan
Momoko dan Fumiya.
Penghuni Hati-nya Elisa S |
Fumiya sendiri suka berkelahi dan berkali-kali terlibat
dengan para yakuza. Dasar Fumiya! Hobinya yang suka berkelahi menyeret Sakura hingga ia diculik. Ternyata di balik semua itu tersembunyi berbagai misteri. Tak
hanya misteri yakuza, kempat yokoh tersebut terjebak dalam cinta yang tak
saling bertaut. Di akhir kisah, tentu saja novel ini memiliki ending yang
sangat menyenangkan. Dan kau tahu, Fumiya memang harus kembali ke sekolah dan
mulai kembali belajar.
Apapun yang terjadi dalam hidupmu, tugas seorang siswa adalah belajar. Dengan begitu kau hanya akan tersesat di jalan yang benar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar