Rabu, 27 September 2017

Konflik di Floating Market Lembang Bandung


Yuhuu.. dari Kebun Begonia, kami langsung ke Floating Market yang disambut kelabunya awan dan gerimis tipis.

Setelah ditarik karcis masuk Rp 20.000 dan check in kedatangan kami pun masuk. Di situ ada semacam box hijau yang menghitung lama-sebentarnya pengunjung di dalam Floating Market. Kemudian parkir deh.

Hujan-hujan begini memang enaknya yang anget-anget. Syukur Alhamdulillah, karcis masuk tadi bisa ditukar dengan berbagai minuman. Aku memilih lemon tea untuk menghangatkan badan.

Tukar tiketmu dengan minuman, di sini!
Sesuai dengan namanya, Floating Market yang berarti pasar apung. Jadi kalau kita mau belanja untuk keperluan perut, belinya di perahu-perahu di pinggir danau situ.

Harganya beragam. Tapi kebanyakan mahal-mahal. Dari ujung ke ujung stan makanannya nggak ada yang menarik. Soalnya nggak ada yang pas di kantong. Haha, nasib para mahasiswa kere.

Doakan saja kelak kami menjadi blogger kece, pengusaha keren serta graphic designer kece dan professional photographer. Aamiin.

Walhasil kami cuma duduk-duduk menyeruput minuman hangat masing-masing.

Oia, walaupun mau berinisiatif bawa bekal ala piknik gitu, nggak diperbolehkan di sini. Kalau ketahuan bakal didenda sama petugas. Jadi hikmahnya, kalau mau ke sini harus dalam keadaan perut kenyang. Atau bisa basa makanan, tapi dimakan di tempat lain ^^

Karena nggak mau rugi kami jalan-jalan menyusuri lokasi wisata Floating Market Lembang Bandung ini.

Kalau mau beli bisa naik sepeda air ini
"Ke Floating geura. Tempatnya rekomen banget buat kalian. Nggak bakal nyesel deh kalian ke sana," pesan mamah Teh Lia sebelum berangkat yang kemudian menjadi salah satu alasan kami mampir di mari.

Begitu mengelilingi area danau kami mulai diderpa kebosanan. Laper sejujurnya. Tapi aduhai harganya nggak bisa nolong. Belum lagi sempat ada konflik di antara kami.

Jeng-jeng-jeng!

Pastinya konflik yang terjadi bukanlah alasan mengapa langit menangis. Kyaa..
Faktanya langit mendung.

Nyatanya Floating Market lagi gerimis.
Kenyataannya hidup tak seindah drama Korea.

*bukan iklan mode on :p



But that is. Ada hati yang bergemuruh dalam jiwanya. Uhuk.

Makanya sabda Rasulullah, kalau ingin tau tabiat asli seseorang, ajak dia traveling kayak gini. Terus lihat bagaimana ia bersikap. Atau bisa juga dengan menginap di rumahnya tiga hari.


Macam sahabat Rasulullah. Sahabat yang satu curios banget sama seseorang yang disebut-sebut masuk surga oleh Nabi. Seseorang itu bahkan dimention tiga kali dalam hadist Rasul. Waktu mereka sedang halaqah duduk melingkar, lalu besoknya dan besoknya lagi.

Itu tuh yang bikin sang sahabat tadi penasaran sampai menginap tiga hari di rumahnya.

"Apa yaa yang membuatnya istimewa sampai-sampai dia termasuk dalam list penghuni surga?"

Selama tiga malam menginap, sang sahabat tidak menemukan sebuah tanda pun. Malah seseorang tersebut tidak pernah terlihat sholat tahajjud. Wah makin penasaran dong sahabat kita itu. Karena waktu menginapnya hampir habis, sang sahabat berkata dan bertanya jujur.

"Sebenarnya, aku menumpang beberapa hari di rumahmu bukan karena sedang bertengkar dengan ayahku. Melainkan karena Rasulullah menyebut-nyebut namamu di depan para sahabat lainnya sebagai ahli surga. Aku dari kemaren penasaran. Ibadah istimewa yang membawamu ke sana?"

"Tidak ada amalan istimewa, sahabatku," jawabnya dengan senyum sumringah.

Respon yang membuat sang sahabat gemes. Ih masak nggak ada? Rasulullah sampai nyebut berkali-kali gitu. Melihat reaksi tamunya, tuan rumah akhirnya mengeluarkan jurus andalannya.

"Benar, Insya Allah. Namun barangkali, itu terjadi karena saya tidak pernah berburuk sangka terhadap orang lain."

Jawaban ini akhirnya membikin sang sahabat plong. Bener aja. Selama tiga hari menumpang, tuan rumah nggak pernah nanyain tamunya, kenapa datang menginap. Nggak ada sama sekali. Cuma dilayanin weh tamunya; tidur, disiapin makan, mandi dll..

Sama juga kalau ada konflik dalam perjalanan, sebisa mungkin kita menghadapi dengan hati adeumm. Kata bapak Teh Lia mah, "Kaleum weh."

Positive thinking. Ini yang paling penting.

Biasalah, nggak lengkap rasanya kalau jalan-jalan tanpa konflik. Pasti deh ada. Rasanya perlu dibikin tulisan khusus untuk ini yaa. Tergantung kitanya aja manage konfliknya gimana. Ditambah kalau jalan sama cewek-cewek. Mungkin saja dia sedang PMS, haha. Jadi nggak perlu ditanggapi sampai alis bertaut.

"Tak osa makabin ales. Pangolona ghita' dâteng," artinya dicari di gugel translet ya. Atau tanya sama anak Madura ^^v peace!

Dibawa santai aja sih. Badai pasti berlalu. Kita nikmati suasana dan lanjut halan-halan!


Muter-muter area danau, tau-tau kami sudah sampai daerah persawahan. Jadi itu teh ceritanya dibikin mirip perkampungan. Ada gemericik sungai kecil, kandang ternak sampai saung untuk rehat.

Siip lah. Cocok banget buat hati yang gundah. Uhuyy.

"Mbak, kita ke atas yuuk! Bagus deh pemandangannya di sana," tiba-tiba Yasmin muncul saat aku, Mbak Dil dan Dek Ril lagi santai di sebuah bangku taman yang sepi banget. Berfoto ala-ala inces.

Aku ikut dong!

Mbak Yul sudah ke atas duluan. Teh Lia sama misua menyusul kemudian.

Jadi di atas sana adalah bukit penuh warna-warni pelangi yang menarik hati.

Jom kita naik! Di atas sana banyak pilihan wisata lainnya loh. Keseruan kami nantikan di postingan berikutnya yaa. Yuhuu, tertanya Floating Market Lembang nggak cuma tentang makanan tradisional ala pasar apung. Masih banyak. Baaanyaaak!

Pilihan Wisata di Floating Market Lembang
Yes. Nggak jadi baper. Yuk ikut!

17 komentar:

  1. untunglah aku udah pernah ke sini sekali :))

    BalasHapus
  2. belum pernah ni ke floating market makasi ceritanya mba iya yah jangan sampe buruk sangka ke orang ngan asa hese klo jaman now mah bongan orang teh u katingali bageur blm tentu bageur aya weh nu pikasbeleuna hhehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Huumb, kudu inget yang baik-baik biar ga negative thinking ^^

      Hapus
  3. wah pakai gerimis ya, tapi bsia jalan juga sampai sawah

    BalasHapus
    Balasan
    1. Gerimis reda, kemudian gerimis lagi. Gerimis yang tipis-tipis ^^

      Hapus
  4. Coba kalau makanannya2 dihidangkan2 eh difotoin :) makin tidak lapar :)

    BalasHapus
  5. Tempatnya asyik! Ini kalau ngajak keluarga pasti senang naik perahu-perahu.

    BalasHapus
  6. Boleh bawa bekal aja supaya hemat? Daripada mihil trus kelaparan.

    BalasHapus
  7. kalo ga salah translate untuk bahasa madura tadi gini : tidak usah menikahkan 'ales' (?), penghulunya belum datang. hahahaha

    BalasHapus
    Balasan
    1. Prok-prok-prok! Seratus, buat Yu Haha.

      Kasi tips translet-nya dong, hahaha.

      Hapus
  8. Beberapa kali ke FML ini ga ada bosennya, bahkan selalu ada wahana baru tiap mengunjunginya.

    BalasHapus
  9. Di Malang juga ada pasar apung tapi di dlm tempat wisata. Hehe

    BalasHapus
  10. Blum pernah ksiniii. jadi pengen kesiinii. makasih sharing pengalamannya ya mbk :))

    BalasHapus