Happy
weekend, guys! Weekend kali ini aku habiskan beberapa koleksi movie. Tepatnya
Hunger Games I & II. Kurasa itu sangat membuang-buang segalanya. I mean,
I talks about the movie. Membuang uang, waktu dan para pemuda. Mereka, para
panitia –kalau boleh kubilang- menyediakan fasilitas mewah. Mulai transportasi,
makanan, pakaian dan lainnya. Ya, mungkin mereka kebanyakan uang so they
don’t have to do with all money they had. Maka mereka mengadakan itu,
Hunger Games.
Kereta yang membawa Kattnis |
Menciptakan
kedamaian? Ah, mereka nyatanya fight each other. Saling membunuh dan,
mencari yang terkuat. Mencari satu orang pemenang dari semua perwakilan
distrik. Is it call a peace? Time I said. Masa muda seperti itu bukankah
mereka harus membiarkan segala potensi terjadi. I mean, waktu-waktu muda
seperti itu ’kan time for them untuk bebas berkreasi. Ngapain coba?
Apalagi umurnya rentang 12-18 tahun. Masih sangat muda bukan?
Dan pada
akhirnya banyak pemuda yang gugur. Ya, seperti Rue. Anak manis berambut
keriting. Rue yang menyuruh Kattnis, sang tokoh utama menyerang anggota distrik
lain dengan lebah penyegat mematikan. Gadis kecil yang merawat Kattnis in
couple days. Pada akahirnya saat Rue terkena panah lawan, Kattnis
memberikan penghormatan terakhir yang sesuai. A bouquet of flowers she put on Rue’s corpse.
Si manis, Rue |
Dalam cerita
itu, ada perwakilan dari setiap distrik. One boy and girl. Kattnis dan
Peeta mewakili distrik 12. Kattnis sesungguhnya adalah relawan karena yang
terpilih adalah adiknya. Kakak yang baik tak mungkin bukan menyerahkan adiknya
begitu saja dalam pertarungan mematikan seperti itu. huumb, Kattnis did that
for her lovely sister.
Kattnis and her sister |
Film yang
mendebarkan. Let’s say it’s kind of thriller. Adaptasi dari novel. Talking
about this, ada beberapa teman yang memakainya as source of their thesis.
Dua orang malah. Satunya pakai teori hegemoni satunya... nggak tahu deh :D
Menurutku teori yang bisa
dipakai adalah ekranisasi. Jelas, karena film ini adaptasi dari novel. Terus
pos-modernisme. Lihat saja teknologinya. Shugoi dakara. Bagaimana semua
kamera ada di hutan mengintai para pemain. Itu saat Kattnis tertidur di pohon
ada kamera dengan bentuk dan tekstur seperti pohon.
Kamera yang mengintai Kattnis |
Pengumuman
yang ditampilkan di langit. Cuaca atau pengaturan cahaya di hutan juga dapat
diatur. Dan lagi, saat para panitia mengirimkan hewan dari komputer mereka
untuk menyerang para peserta. That was awesome! Oia, fasilitas Kattniss saat di
kamar juga lumayan. Remot kamarnya bisa mengubah background dinding
kamar.
The announcement over the sky |
Pengiriman hewan |
Room for Kattnis team |
Ummb, selanjutnya
teori apa ya. Aha, dari psikologisnya juga bisa. Bisa dilihat dari hubungan
antara Kattnis dan Rue. Mereka seharusnya saling mengalahkan, bukan? But, it
was not happened there. Dan cowok dari distrik Rue juga menyelamatkan
Kattnis saat dia mengambil obat untuk Peeta. Hubungan antara Kattnis dan Peeta
juga bisa diteliti. Is that a real
love? Menurutku sih nggak, soalnya ada lelaki yang menunggu Kattnis di
rumah. Ya, Kattnis hanya melakukannya untuk kepentingan reality show
yang ditayangkan ke seluruh penjuru distrik.
Nah, that
was my opinion about this movie. Actually for Hunger Games I. For the next
movie (Hunger Games II) I’ll post next. Yosh, mari lanjutin nonton. Let’s
end this weekend happily. Ngabisin koleksi movie. Nanti Senin, back
again ngerjain skripsi. Yuhuu..
Haha,
lumayan ‘kan jadi ada yang bisa ditulis. Bisa diposting di blog, ngasah skill
dalam bermain kata-kata daan.. Let’s watching movies more :D
Indekos, 16
April 10:43
Tidak ada komentar:
Posting Komentar