Pembukaan Musywil V FLP JATIM dimulai bakda Dzuhur tanggal
24 Desember. Tetapi, rombongan kami berangkat lebih awal karena ada seminar
Bunda Afifah Afra di sekitar alun-alun Ngawi yang ingin kami hadiri. Makanya
kami harus datang pagi-pagi sekali.
Peserta seminarnya ramai sekali. Membludak memenuhi aula
Graha Widya Ditambah MC kocak bakal calon ketua FLP Ngawi.
Bunda Afifah Afra |
Psikologi Bunda Afra dan Tugas Kita sebagai Manusia. Nah,
persoalan tersebut yang akan aku tuliskan di sini. Materi Bunda Afra saat
seminar di Ngawi.
Pemuda dan Masalah Umat yang Terpecahkan
Sejatinya setiap insan, manusia memiliki potensi. Fitrahnya
masing-masing. Namun pada awalnya kita adalah kertas putih yang siap ditulisi. Kira-kira
potensi seperti apa yang akan cerdas menstimulasi?
Menurut Carl Rogers ada tiga sifat dasar karakter individu
yang diinginkan. Self atau diri kita apa adanya dan pribadi yang kita inginkan
dan bagaimana kita di kehidupan nyata.
Jika kita yang sebenarnya sebanding dengan apa yang kita
inginkan di kehidupan nyata berarti sikap kita kongruen. Kita aslinya galak,
pada suatu acara, pengennya kita terlihat kalem. Jika acara tersebut sukses
tanpa adanya sifat marah yang keluar dari kita maka itu kongruen. Cocok dan
sesuai.
Akan tetapi jika idealisme yang kita harapkan tidak terjadi,
maka bisa jadi galau.
Pak Andika yang kocak di depan peserta |
Menurut para ulama, Sayd Quthb? Dua pribadi di atas
dikategorikan sebagai nafsul muthmainnah dan nafsul lawwamah.
Pada nafsul lawwamah, atau jiwa yang tertimpa rasa resah nan
gelisah. Hal yang terjadi dikarenakan fakta di lapangan tak sesui dengan mimpi
di malam panjang. Jadi nggak sinkron.
Pribadi dengan nafsul muthmainnah, adalah jiwa-jiwa yang
tenang. Perasaannya aman, damai dan tentram. Realisme dan idealisme-nya sama.
Jadi pemikirannya jauh. Nggak melulu galau.
Fa idza faraghta fanshab.
Selasai satu urusan langsung bergerak pada urusan yang lain. Ia dengan pribadi nafsul muthmainnah,
si kalem segera beranjak menuju amanah yang lain.
Beban Khalifah fil Ardh
Manusia hidup di muka bumi ini punya amanah lho. Nggak
tetiba saja diciptakan tanpa tujuan.
Who am I? Kenapa aku diciptakan?
Jadi selain tugas kita sebagai hamba yang harus beribadah
kepada Allah [Ad-Dzariyat: 59], manusia telah sanggup menjadi khalifah di bumi.
Dan khalifah ini adalah msi kolektif. Makanya khairunnas anfa'uhum linnas. Sebaik-baik manusia oalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Karena tugas kita adalah saling membantu.
Who am I? Siapa diriku yang sebenarnya? Inilah adalah teka-teki. Misteri kehidupan yang harus kita pecahkan sendiri.
Gelisah-penjelajah-memetakan ideal self.
Khasku-Amalan Terbaikku. Potensi. Apa yang bisa aku
sumbangkan untuk menjadikan aku sebaik-baiknya manusia?
How to start? Kita mulai dari perintah pertama. Iqra.
Membaca potensi diri.
Pribadi Penulis
Karya ini bagus tapi dibangun dari kesombongan.
Mengapa?
Literasi Berkeadaban.
Ayat kedua surat Al-Qalam. Beradab. Puncak kecerdasan yang
kongkret, afektif dan psikomotorik.
Memberikan makna lewat tulisan.
Potensi. Kapan dimulainya? Dari muda dan dari sekarang.
Menulis adalah skill wajib. Nilainya harus di angka 7-8. Karena setiap hal
membutuhkan skill ini. Tidak hanya ia yang ingin menjadi penulis. Skripsi.
Tugas sekolah dan kuliah memerlukan skill menulis.
Dan pada profesi. Kemampuan kita harus di angka 9-10.
Generasi yang Tercuri
Di Indonesia, Literasi adalah sebuah generasi yang tercuri. Karena periode dunia adalah lisan-tulis-audio visual. Pada zaman lisan ada dongeng, dan kita tiba di generasi media; TV Radio.
Dan Literasi adalah generasi yang terlewat.
Makanya kenapa sering kita temukan berita hoax alias
mengada-ada.
"Hentikan mencari informasi kurang dari 140 kata, tapi
mulailah membaca lebih dari 600 halaman."
Literacy: ability to read and write.
Tentunya sesuai kaidah. Minimal bagaimana belajar yang sesuai
kaidah EBi. Kapitalisasinya benar dan nggak tipografi. Yuk kit sama-sama
belajar. Karena pada tulisan ini juga masih banyak salah-salahnya.
Tentang Menulis.
Menulis itu menuangkan isi kepala. Itulah mengapa kegiatan
menulis adalah hasil dari membaca. 75% bersumber dari bacaan dan 25% baru
terlihat dalam tulisan.
Kalau malas membaca, lalu apa yang bisa kamu tuangkan dalam
tulisan? Sedang isi tekomu, kosong.
Malas membaca? Coba deh ikutan Reading Challenge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar