Sejak 07 Oktober kemarin. Dunia tak lagi sama. Pun kita. Sebagai manusia yang Allah berikan iman, sebagai khalifah yang punya rasa kemanusiaan, sebagai saudara yang salah satu tubuhya terluka kita melakukan banyak cara, dalam rangka mencari obat penyembuh bagi luka.
Tiba kita makanan traditional rakyat Palestina. Ini akan menjadi hidangan istimewa. Hidangan yang biasa disajikan ketika panen raya tiba. Salad dan sambal dari Palestina. Jika kita di Indonesia suka ngerujak tatkala ngariung, saudara kita di sana membuat salad ini. Begini caranya.
Siapkan dua buah mentimun, tiga tomat, satu siung bawang Bombay dan bawang putih, dua sendok makan daun mint dan parsley. Potong kecil-kecil lalu beri 2-3 sendok makan minyak zaitun, 3-4 perasan jeruk lemon, dan garam secukupnya. Lalu aduk semua bahan hingga tercampur sempurna.
Tada, Salata Falahia siap disajikan. Bikinnya sederhana tapi makannya penuh air mata. Perih saat memotong bawang dan makin pedih mengingat perjuangan para warganya yang tak putus berjuang untuk merdeka.
Kemudian untuk sambalnya kita perlu satu kotak tomat merah, 4-5 bawang putih, ¼ minyak zaitun,satu cabai merah.1/4 gula dan gara secukupnya. Lalu panaskan wajan, masukkan minyak dan bawang putih yang sudah dicincang halus. Tambahkan cabai hijau. Jika sudah mulai beraroma, kita sisihkan sebagian bawangnya untuk garnish.
Masukkan tomat dan biarkan ia melunak hingga 10 menit ke depan di api sedang ke besar dengan diaduk beberapa kali. Tambahkan gula dan garam sesuka hati, atau boleh diskip. Diamkan di api sedang ke kecil selama 10-15 menit. Lalu adukkembali. And yup, Qalayat Bandoura telah siap dinikmati. Matikan api dan sambal ala Palestina bisa dinikmati dengan Khubz, roti ala Arab sebagai cocolan.
Mari ngerujak ala petani Palestina sambil terus berdoa agar negara Al-Aqsha yang kita segera merdeka. Sambil berharap, bermimpi kita menikmati Salata Falahia dan Qalayet BAndora di lahan pertanian Al-Aqsha. Menjadi turis, berkunjung ke san dengan visa Palestina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar