Semester
baru, semangat baru! Jangan sampai baruy*,
ya! Karena itu artinya basi. Jadi keinget komentar seorang dosen.
Brainwashing. Otak kita pada dicuci. Pas di kelas, giliran si ibu dosen
mengajukan pertanyaan, disuruh jawab, anak-anaknya pada diem. Lupa. Kan katanya
Tasya, kalau liburan simpanlah tas dan bukumu. Modus, ih! :D
Aku
mengawali semester ini dengan ikutan presentasi organisasi kepada para
mahasiswa baru. Bertemu ddengan teman-teman baru. Alias teman-teman lama yang
baru ketemu. Nah, di pertemuan itu kita saling tukar-tukar buku. Ada dua buku
tentang Jepang. Satunya buku kisah seorang mahasiswa Indonesia yang melanjutkan
studinya ke Jepang. Wuih, pengen ke Jepang! Satunya lagi tentang romance yang bersetting Jepang.
Tentunya
aku lebih tertarik membaca buku yang pertama. Buktinya setelah membaca bukunya semakin
membuat semangatku lebih membara. Semangat belajar lebih giat. Yossha! Saya tak
salah memilih buku.
Pojok Gaijin: Cerita Mahasiswa di Negeri Matahari Terbit |
Kapan ya ke sana? Someday, of course..
Gaijin, itu artinya orang asing. Jadi buku ini
menggambarkan keseluruhan tentang Jepang dengan sudut pandang orang asing.
Tepatnya dengan sudut pandang orang Indone][sia yang sedang mendapatkan
beasiswa. Rizal, nama penulis buku ini. Si tokoh dan penulis buku. Oia,
ini alamat blognya jika ingin berinteraksi langsung. www.rizaldp.wordpress.
Diceritakan di sana, bagaimana kita menjadi minoritas.
Ya, tentu saja. Karena kita sebagai orang asing. Dengan kultur budaya yang
berbeda. Jika di Indonesia, seringnya ketika memasuki supermarket ataupun
perpustakaan, maka tas dan barang bawaan mesti dititipkan. Tapi tidak jika anda
berada di Jepang.
Kebanyakan sih yang diceritakan buku ini tentang
perbedaan Indonesia sama Jepang. Misalnya penulis bercerita jika di Jepang suka
antri, di Indonesia sukanya menerobos antrian. Orang Jepang memfasilitasi
fasilitas umum untuk kaum difabel, di Indonesia hampir tak pernah ditemukan. Eh
kebanyakan sih Jepang dapet banyak baiknya. Eh, tapi kita sebagai orang
Indonesia harus tetap bangga ya. Secara! Indonesia lebih kaya. Terutama jika
berbicara tentang sumber daya alam. Hmm, Jepang pasti kalah..
Selain itu penulis juga tentang benturan dan gegar
budaya kerap kali terjadi. Begitu yang penulis alami dan ceritakan dalam buku
ini. Ada juga beberapa solusi jika mengalami hal tersebut. Culuture shock dan
culture bump! Jadi aku juga belajar CCU. Cross Cultural Understanding. Mata
kuliah yang aku ambil semester ini.
Sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui. Sekalian
jalan-jalan ke Jepang, sekalian belajar CCU. Materi minggu ini juga mengenai
kultur budaya Jepang. Yah, klop deh!
Hmm, aku kekurangan cerita. Cerita kurang. Tiba-tiba
habis. Tiba-tiba sudah satu buku kubaca. Ayo! Aku pengen ke Jepang lagi!
*baruy adalah bahasa Madura yang artinya basi.
Biasanya yang dikatakan baruy itu nasi :p
Tidak ada komentar:
Posting Komentar