Hadiah Kamar
Bertemu lagi duo MC; Aji dan Palupi. Pemandu
acara yang selalu ceria dan gembira membagikan kata-kata penuh makna dengan
cinta. FLP Awards tentunya acara puncak yang mendebarkan. Penghargaan yang akan
menampilkan anggota-anggota kece FLP Jawa Timur.
Sweetness |
Penghargaan pertama, diberikan kepada kamar
terbersih. Kaget juga saat kamar kami yang dibacakan. Total anggota kamar kami
ada sebelas orang; aku, Windar, Ani, Ratna, Yuni, Nur, Fitri, Irus, Halwa,
Khurbi, dan Eni. Nama kamarnya Afifah Afra. Unik memang karena nama kamar kami
adalah penulis ngetop Indonesia; Pipet Senja, Kang Abik, Asma Nadia, dan Tere
Liye! Hopefully, Bang Tere bisa hadir sungguhan di acara FLP selanjutnya.
Aamiin.
Ketua FLP Bangkalan, Ani Marlia yang maju
menerima. Kategori selanjutnya yang bagi kamar yang kompak, aktif dan
selanjutnya yang paling disiplin. Ternyata semua kamar mendapatkan penghargaan.
Kalung penuh makanan ringan pun layak dikalungkan dan dibagikan. Barakallah..
Mars FLP
Jeda iklan sebentar, kami menyanyikan Mars
FLP. Sebagian anggota sudah mengemas modul yang diberikan panitia. Maka saat MC
meminta beberapa menyanyikannya ke depan banyak yang kecewa. Belum hafal juga
soalnya. Tapi ada beberapa yang bawa dan tampil memperdengarkan suaranya.
Senandungkan |
Tak mau kalah, FLP Banyuanyar juga menampilkan
Mars andalan mereka. Tanpa teks mereka menyanyikan di depan. Dakara, shugoi!
Mereka mengaku seringkali mendendangkannya sebelum pertemuan rutin dimulai.
Oia, bagi mereka FLP adalah Forum Lingkar Pagi, karena kegiatan mereka rutin
diadakan di pagi hari. Kalau di FLP Jatim jadi akronim Forum Lingkar
Perjodohan. Semangat menjemput jodoh, haha.
FLP Awards, Now Begins!
Setidak ada 15 cabang yang tergabung di FLP
wilayah Jawa Timur. Mbak Ami, bendahara umum FLP Jatim melanjutkan. Memandu FLP
Awards. Kategori pertama, FLP pejuang. Alhamdulillah FLP Bangkalan
disebut. Ya, walaupun hanya sebagai nominator. FLP Lumajang maju sebagai
pemenang mengalahkan tiga cabang lainnya; Jombang, Sidoarjo dan Kediri.
Barakallah! |
Kategori kedua FLP Terpuji.
Nominatornya FLP cabang Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Lumajang. Aku
nebaknya Lumajang sama Sidorajo tapi yang dibacakan Mbak Ami adalah FLP
Surabaya. Congratz deh! Mereka memang patut mendapatkannya. Kerja keras memang
selalu sepadan dengan hasil.
Dalam pidato kemenangannya ketua FLP Surabaya
menegaskan bahwa mereka tak layak berbangga atas penghargaan tersebut. Karena
cita-cita mereka sebenarnya bukan itu.
bukan itu tujuannya. Target mereka sesungguhnya adalah go
international. Yuk didoakan, aamiin.
Selamat! |
Penulis non-fiksi inspiratif dibacakan
selanjutnya. Lima kandidatnya, Gunawan Mahendra dari FLP Malang, Hidayati Nur
FLP Tuban, Fauziah Rahmawati FLP Jatim, Kholif A FLP Sidoarjo dan M.Rasyid
Ridho FLP Bondowoso. Nah, pada saat ini, operatornya terlalu cepat mencet
kursonya. Timingnya kurang pas. Jadi belum didreng-deng-deng sama Mbak
Ami sudah muncul nama Mbak Zie.
Omedetou! |
Untuk kategori fiksi ada Mashdar Zainal
dari FLP Malang. Terkaan awalku beliau yang menjadi pemenang. Soalnya ‘kan
sudah jadi pemateri juga. Empat saingan lainnya ada Arul Chandrana FLP
Lamongan, Fanda Ari FLP Sidoarjo dan Nun Urnoto dari FLP Sumenep. Tebak yang
menang siapa? Ternyata yang suhu yang dapat.
Siapa itu? Cak Nun Urnoto. Begitu biasanya
rekan FLP Jatim memanggil beliau selain sandangan kata suhu. Beliau memang
pantas karena untuk membuat komentar pun beliau mengutarakannya dengan sastra.
Pesan beliau, jangan pernah berhenti mengirim karya ke media. Karena saking
seringnya siapa tahu redakturnya bosen juga. Haha iya juga ‘kan?
Congratz! |
Selain tersebut di atas masih ada satu lagi
lho yaitu kategori penulis terpuji. Kali ini ada Bunda Novi dari FLP
Lumajang, Verena Mumtaz FLP Jatim, Ummi Kulsum FLP Jombang, Teguh Surabaya dan
satu lagi dari Jember. Kalau tak salah namanya Rifka. Karena tak memakai kaca
saat acara aku hanya mengandalkan indera pendengar saja. Itu yang terdengar di
telinga.
Wilujeung! |
Anggota FLP Surabaya yang memenangkan kategori itu. Ketika maju ke depan (tak
mungkin maju itu ke belakang yaa itu sih namanya mundur :D) langsung diserbu
anggota Surabaya lainnya. Go Surabaya, go!
Satu kategori lagi lho, Penulis Favorit.
Ini berdasarkan voting teman-teman se JawaTimur. Suara terbanyak diraih oleh
Mashdar Zainal Malang, Nun Urnoto Sumenep, Teguh Surabaya, Ummi Kulsum Jombang,
dan sang ketua, Rafif Amir Ahnaf. Mantep dah para senior yang banyak
penggemarnya. Saingan berat tuh.
Why? Entah siapa
memilihku dengan dua nama berbeda. Nama pena dan nyata. Haha, dari dulu
orang-orang suka memperbincangkan terkait dua nama ini. Selalu dikiranya yang
bukan sebenarnya padahal nyatanya sama. Malah dengan tiga nama juga. You
want to know the real me? Just me in the real world :p
Pak Rafif yang menang. Iyyap. Beliau kan jadi
ketua FLP Jatim karena prestasinya yang bejibun. Setuju deh. Tapi ada yang tak
setuju. Ada ceritanya. Selanjutnya mari kita beri judul Drama Babe.
Babe, itu panggilan beliau di FLP Jatim.
Drama Babe
Bunda Novi tiba-tiba menyela saat tropi akan
diberikan. Menurutnya Babe tak layak menerima penghargaan itu. Ya, alasannya
banyak. Saking banyaknya aku pun tak mengingat salah satunya. Lagipula, aku tak
mencatat juga ^^V
Aku awalnya setuju saja dengan pendapat Bunda
Novi, karena harusnya tropinya diberikan kepada yang berhak. Seperti kutuliskan
sebelumnya, Pak Rafif ‘kan memang ketuanya kita. Secara teknis harusnya
memiliki karya yang lebih oke, keren yang berjuta-juta. Harusnya Babe didisk
laiknya sebuah lomba yang mengatakan, yang sudah sering menang lomba tak boleh
ikutan audisi. Karena banyak penulis mudah yang lebih dukungan torehan prestasi.
Misalnya yang menuliskan ini. Jauh, euy jauh haha.
Sebagai artis nomor satu, tak mungkin Babe
terpilih bukan kalau tak banyak fansnya, adalah anggota yang keberatan juga.
Ingin mengemukakan pendapat bahwa Pak Rafif memang layak mendapatkan tropi itu.
Aduh, Aula Lingkar Pena jadi semakin gaduh. Namun kemudian menjadi tenang
dengan kedatangan Ummi Rita.
Sungguh membuat takut. Aku saja sampai tak
berani mengangkat kepala. Aku juga berpikiran macam-macam. Ummi Rita malah
berseberangan pendapat dengan Bunda Novi. Pak Rafif itu sudah mengorbanan
segalanya untuk FLP Jatim. Khususnya acara silaturahmi wilayah jawa timur di
Writing Camp Lumajang ini. Apalagi kerja keras beliau lima hari belakangan.
“All of you, you should see this,” begitu kira-kira ungkap Ummi Rita versi
aku.
Setangkup kue dengan lilin menyala di atasnya.
Surprise! Babe ultah tho, kukira drama ini nyata ternyata hanya fiksi
belaka. Good performance! Adegan drama yang luar biasa, serasa menonton
opera.
“Hatiku luluh lantak,” respon Pak Rafif
memulai pidato keberhasilannya, “hancur selebur-leburnya.” Tuh, ‘kan bahkan
sang ketua tertarik dengan kata itu. Luluh lantak masih menjadi trending di FLP
Jatim hingga seminggu kemudian.
Tanjoubi Omedetou! |
“Ada banyak organisasi, tapi FLP adalah
ukhuwah yang mahal. Belajar menulis sebenarnya bisa di mana saja, tapi
kebersamaan di FLP tak bisa dilupakan begitu saja.”
Selalulah kuat
Selalulah produktif
Selalulah berani mengutarakan kebenaran
Pesan Pak Nun Urnoto dalam do’anya. Begitulah
FLP kemudian berakhir dengan haru.
Along Remembrances’ Way
Di sepanjang jalan kenangan kita menemukan
dedaunan jatuh berguguran. Kulihat kelabunya jalan. Ketika langit siap
menghapus kenangan dengan jutaan tetesan airnya. Namun begitu kami segera
menuliskannya di lembaran kertas warna-warni. Menuliskannya di atas catatan
pribadi. Mempublikasikannya di blog kami. Mengukirnya abadi di hati. Sebelum
akhirnya kenangan itu pergi. Menghilang ditelan bumi. Merantau berganti memori.
Kenangan |
Di sepanjang jalan kenangan kusaksikan
bunga-bunga bermekaran. Melahirkan kebahagiaan. Mengalirkan ide-ide segar tanpa
terpikirkan. Melambungkan coretan makna kenangan. Menorehkan keriangan di
antara kata-kata yang pilihkan pena menjadi karya.
Di sepanjang jalan kenangan kita masih akan
terus mengenang. Kisah-kisah ceria. Cerita-cerita cinta. Dalam kebersamaan,
dalam kenangan. Forum kita, forum lingkar pena. Sebuah jalan kita menuju surga.
Insya Allah!
*selesai ditulis hingga tandasnya seteko
teh melati.
Postingan selanjutnya
tentang kebun teh. Menjawab pertanyaan panitia saat outbound. Wait and see yaa.
Salam FLP Jawa Timur.. Seru bgt award2an..
BalasHapusSalam kenal mba, saya ex FLP SumBar, skrg domisili bandung.. eeeuuh jd kangen flp..
Salam kenal juga, Mbak Shona. Ayo, Mbak gabung di FLP lagi ^^
HapusWah... ada anggota FLP Jember yang masuk kategori Awards ya mbak.. sugoi...
BalasHapusPAsti bhagia banget bisa kompak dan seseruan sembari sharing ilmu di FLP...
Iya ada Mbak Rifka dari FLP Jember. Seru banget, Mbak ^^
HapusDulu sebelum pindah ke Jkt aku juga gabung FLP Surabaya lho mbak hehe (siapa nanya).
BalasHapusOh ya, dulu saya dan bbrp tmn FLP Sby pernah bikin FLP Kids Sby, sayang cuma jalan satu angkatan saja, berikutnya pengurusnya dua org pindah jkt, yg lain nikah, sibuk kuliah dll. Sayang kalau gak diterusin, kali aja ada yg di Jatim yg minat bikin konsep serupa :)
keluargahamsa(dot)com
Sekarang FLP Surabaya keren banget, Mbak. Tambah kece. Ayo, Mbak gabung lagi :)
HapusRamenyaaa FLP.... pengen bs ikutan
BalasHapusAyo, Mbak ikut. FLP juga tersebar hampir di setiap kota Indonesia bahkan mancanegara ^^
HapusWah seru sekali acaranya, salam ya buat flp Jatim. sukses selalu. Saya Erna dari FLP Bekasi
BalasHapusSalam kenal, Mbak Erna. Saya dari FLP Bangkalan ^^
HapusSeru kakak acaranyaa...sekarang aku pindah ke bogor dan belum nemu flpnya
BalasHapus