Then the wedding day is coming, 6th August 2017.
I don't know how to start this writing. Rasanya kaku saja karena ini momen sakraknya Teh Lia. Acara yang bikin baper semua yang hadir di kondangan.
Yang pasti pagi itu, berangkat dari rumah Yasmin alias sepupu Teh Lia yang namanya sama dengan kontrakan akhwat, kita langsung ke tempat rias. Bukan mau ikutan didandan, tapi ketemu si calon pengantin sebelum do'i berubah status.
Iya kan abis akad, Teh Lia sudah berstatus married di KTP. Kita mau puas-puasin dulu main.
Tetiba kita akhwat travellers diminta menjadi penerima tamu. Pegang absen, mempersilahkan tempat duduk dan memberi souvenir.
Tempat kita ini memiliki jarak pandang langsung ke arah panggung. Tempat MC kocak memulai acaranya.
Seru deh, macam mendengar pantun. Melihat orasi puisi. Menonton musikalisasi drama.
Patepang-patipung, piye ngunu. Jadi kayak ada lima huruf 'p' dalam satu kalimat. Vokalisasi beliau memimpin pernikahannya seru. Kocak dan selalu bikin ketawa. Ya, meskipun aku nggak tahu artinya apa. Lucu aja permainan katanya.
Lalu rombongan suami datang. Sebelum masuk area janur kuning melengkung, Ibu dan Ayah menyambut dengan mengalungkan melati. Nggak tahu deh apa yang dibicarakan. Tapi yang jelas bukan ngomongin Dilan atau Milea :D
Setelah rombongan masuk area, sebelum sampai di pelaminan ada acara seserahan. Bingkisan yang dibawa rombongan pengantin laki-laki diserahkan ke keluarga perempuan.
Abis itu acara inti, akad! Siap-siap tisu..
Mbak Yul dan Mbak Dhil tetap tinggal di area penerimaan tamu, sedangkan aku dan Dek Iril sang PDD sejati ngacir. Kita mendekati pelaminan dengan kamera di tangan.
Tempatnya tak jauh, di teras rumah. Dan penerimaan tamu tepat di depan rumah Teh Lia.
Aku melihat semuanya dengan jelas. Proses ijab-qabul. Proses penyerahan tanggungjawab Ayah pada suami Teh Lia. Ya, setelah menikah amanah dialihkan.
Ayah tak lagi punyai tanggung jawab pada gadisnya. Karena sepenuhnya ia telah milik suami kemudian.
Aku seperti melihat getir pada wajah beliau. Gadis yang sudah diasuhnya puluhan tahun kini dalam sekejap berubah statusnya. Tapi calon suami sang gadis mantap mengucapkan..
"Saya terima nikahnya Nuzlia...," kekata yang diucapkan tegas. Janji yang menghapus keraguan Ayah untuk ikhlas melepas si gadis.
Dengan 10 gram emas, Teh Lia resmi menjadi istri si Aa'. Menurut agama, dan menurut negara.
Saaah!
Rasa haru menyeruak sekitar. Kulihat ibu kedua mempelai menyeka bulir hangat yang merembes tanpa pamit. Anakku sudah dewasa.
Beberapa tamu yang hadir melakukan hal serupa. Juga seorang gadis di penerimaan tamu. Dengan tisu ia menghapus bening. Perlahan.
#ODOP
selamat ya buat teh lia.. moga keluarganya sakinah mawaddah warahmah amiin
BalasHapusMasyaAllah hari itu adalah momen yang benar" membahagiakan.. melihat langsung proses awal hingga akhir nya. jd ikutan baper deh.. :D
BalasHapusWah selamat yaa. Semoga sakinah Mawaddah Warahmah.
BalasHapusSebagai ibu tentu akan merasaan rasa aru dan senang melihat anaknya yang sudah besar.
Saya suka blog ibu, udah saya follow, hehe follow balik dong bu wkwkw Newbie nih
Masya Allah.. ^^
BalasHapusAku juga suka terharu kak melihat prosesi akad nikah.. ^^