Selasa, 29 April 2014

SELFIE: NARKOBA DALAM SOSIAL MEDIA?

Berbagai macam sosial media

Belakangan ini internet bukanlah suatu hal yang tabu. Hampir semua orang pintar pakai internet. Penggunanya semakin hari, semakin drastis. Maka tak heran jika ada suatu media yang menjadi penghubung di antara para penggunanya. Namanya, "Social media".

            Sosial media adalah suatu alat penyambung silaturrahmi di antara para pengguna internet di dunia. Ada banyak macam sosial media di internet. Facebook, Twitter dan Instagram adalah sosial media yang mendapat perhatian tinggi dibanding lainnya. Ketiga sosial media ini adalah media yang memiliki banyak pengguna dari berbagai penjuru dunia.

            Facebook yang berada di urutan tertinggi karena fasilitasnya yang serba ada dan up to date. Fasilitas yang serba ada itulah lantas membuat ia banyak digemari. Kemudian disusul twitter dengan desainnya yang simpel dan elegan. Dan Instagram yang menempati urutan terakhir di banding dua media di atas. Meski begitu Instagram tak mau kalah. Pengguna instagram mengalami kenaikan seiring berjalannya waktu.

            Aktivitas di dalam sosial media pun beragam. Mulai dari tambah-menambah teman, berbagi pengalaman atau perasaan menggunakan status, hingga mengunggah foto-foto diri ke dalamnya. Hal yang disebut terakhir merupakan aktivitas yang sering kita lihat di sosial media. Lihat saja, setiap kita membuka akun sosial kita, tak jarang ada bahkan sampai banyak orang mengunggah foto diri mereka. Itulah yang terkenal dengan sebutan "selfie."

            Selfie, berfoto ria menggunakan kamera sendiri. Dan kerap kali pelaku selfie mengunggahnya ke sosial media. Hal itu menjadikan kebiasaan tersendiri bagi para pelaku. Berfoto dan mengunggahnya lewat sosial media merupakan kegiatan sehari-hari mereka. Kegiatan yang tak boleh terlewatkan dalam kehidupan. Seorang temen berkata,

“Aku suka foto-foto di mana dan kapan saja sebanyak yang aku suka. Terus aku juga suka mengunggahnya di semua akunku.” Wheuw! Akun apa ya B-)
Narsis menggunakan kamera untuk berfoto ria tentunya menyenangkan. Berfoto dengan bermacam-macam gaya. Lalu mengunggahnya sebanyak yang mereka suka. Para pelaku selfie akan sangat senang jika kemudian setelah terunggah banyak yang memberikan jempol dan berkomentar. Apalagi memuji hingga membuat mereka terbang ke langit tinggi. Tssah.. tambah deh keranjingan mengunggah foto-fotonya ke sosial media.  

          Kegiatan yang menyenangkan bagi diri kita belum tentu menyenangkan bagi orang lain. Bener banget ^.^b Seperti halnya selfie. Selfie sepertinya hal yang menyenangkan bagi sebagian orang. Bernarsisis dengan gaya terbaiknya (meski kebanyakan fotonya denngan bibir yang dimanyun-manyunkan :p) tapi tidak menutup kemungkinan banyak orang merasa terganggu dengan kegiatan tersebut.

            Terganggu? Kenapa tidak? Terutama dalam sosial media, tak jarang pelaku selfie mengunggah foto diri mereka lebih dari 5 kali dalam sehari. Ada yang terganggu? Jelas! Temen di kelasku ada yang curhat,

“Ya iyala ganggu. Ngeliat foto dengan muka yang sama, idung yang sama, orang yang sama, nama yang sama pula! Tentu saja ganggu. Bikin orang tambah bete aja,” ooo... sampe segitunya ya :D


            Menyuruh pelaku selfie menghentikan pekerjaannya tentunya bukan hal yang mudah. Apalagi ber-selfie ria telah menjadi kebiasaan sehari-harinya. Kebiasaan yang tidak bisa begitu saja ditinggalkan. Selfie telah menjadi candu bagi pelakunya. Kaya orang pake narkoba. Sulit disembuhkan. Hmm..

            Gimana nggak mau kecanduan, lha wong pelakunya merasa layaknya artis. Apalagi ada yang ngomentarinnya baik-baik tambah deh suka ngaploadin dirinya. Cantik, manis dan hal baik lainnya  Dan tentunya mereka tambah ngerasa eksis dan enggan meninggalkan hobi tersebut. Heuheu..

Jadi kalo satu hari para pelaku tak mengunggah foto diri mereka ngerasa ada yang kurang. Merasa ada sesuatu yang hilang, pergi, dan hambar.Tentu saja karena selfie sudah menjadi candu bagi mereka. Candu yang tak bisa dilepaskan dan mengakar kuat. Tak bisa dilepaskan apalagi ditinggalkan. Jadi tidak berlebihan jika dikatakan. Selfie adalah narkoba dalam sosial media. Temanku, calon psikolog menambahkann, “Kayak gitu, kalo dalam psikologi disebut penyakit. Gangguan.” Nah lho..

Liat juga artikel ini versi Englishnya ^_^