Sabtu, 29 April 2017

Merah Hijau My Stupid Bos

Hal pertama yang menarik perhatianku ketika menonton My Stupid Boss adalah warna hijau dan merah buah naga. Yang menurutku ngejreng banget. Kontrass. Warna yang mendominasi dekorasi rumah Diana sang pemeran utama dan Dika, suaminya.

Warna hijau yang dipadupadankan dengan merah entah dia muda, naga atau keunguan sekalipun, nggak matching. I guess. Kedua sejoli warna ini selalu mengingatkanku pada kue cina sahabat bakpao. Lupa apa nama kuenya. Dia yang bentuknya lonjong, berisi kacang hijau dan biasanya beralaskan daun pisang.

Aku nggak pernah setuju ngeliat dua warna itu bersatu sejak pertama kali. Sejak esde di sebuah hajatan. Aku yang anak desa ketika melihatnya, waktu itu merasa berontak. Pemikiranku rasanya tak sepadan. Eciye, masih kecil udah ngomong pemikiran.

Tapi gitu sih memang. Gatau kena brainwashing di mana.

Daan itu yang membuatku bertanya-tanya. Kenapa harus hijau dan merah?

Scene yang nggak cuma muncul sekali. Di mana-mana, dua warna ini mesti bergandengan. Selalu ada. Misal Diana memakai baju warna merah berpadu dengan roknya yang hijau. Suaminya juga. Kulihat, style dia suka memakai baju kotak-kotak warna merah.

Teman sekantornya juga. Kalo mereka berbaris pasti ada yang memakai dua warna itu. Shikin dengan baju merahnya dan si pria bertasbih dengan baju hijaunya.

Selalu! Di mana-mana!

Hatta mobil sang big boss yang merah dan hutan yang hijau. Renternir hijau dan dua bodyguardnya di belakang.

Kukira hanya kebetulan. Awalnya. Tapi ternyata tidak. Hingga akhir My Stupid Boss ditayangkan, semua adegan penuh dengan warna merah dan hijau.

Yaa, terlepas dari Reza Rahardian  dengan perawakannya yang tambun, kepala botak dan logat jawanya yang medok di latar negeri jiran Malaysia!

Oia, yang memerankan Diana adalah Bunga Citra Lestari. Imut dan keren deh akting primadona yang satu ini.

Mungkin selain tentang merah-hijau-nya film My Stupid Boss aku akan sedikit menceritakan kisahnya. Diana adalah orang Indonesia yang memulai peruntungannya bekerja di sebuah perusahaan milik tokoh nyebelin bernama Big Boss.

Kenapa nyebelin? Karena nggak pernah membuat para bawahannya aman damai tenteram dan sentosa. AC rusak, disuruhnya, benerin! Yah, meski semua orang sudah tau alat pendingan ruang memang usianya sudah kakek-kakek. 

Ketika rapat semua masukan akan ditampungnya. Tapi tetap saja opini pribadi sang Big Boss yang akan dijalankan. Jadi pendapat peserta meeting akan puf! Hilang begitu saja tanpa dipedulikannya.

Greget sih melihat tingkah mbossii  sang kepala itu. Yang suka gangguin karyawannya di jam dua pagi. Tapi lega ketika sang penulis skenario memberi the bridge through the blank spaces. Bahwa setiap orang berhak memiliki hati malaikat.

Teteupp. Di akhir cerita, tokoh cerita My Stupid Boss berdiri gagah dengan pakaian serba merah-hijau. Ada apa sih dengan kedua sejoli itu?