Kamis, 22 Mei 2014

FIND THE MEANING!

Masih di kelas Translation. Kita dipelajari banyak hal hari itu. Tentang Translation and Culture. Hayuk, siapa yang bisa membedakan dan menerjemahkan kalimat di bawah ini,

I'm fine
I'm fined
The ballon is fine

Fine, fined dan fine. Kata yang sama. Tapi apakah artinya sama? Let's discuss it!

Sama tapi tak serupa. Ups! Nggak kebalik ya? Memang disengaja. ^_^

Oke, fine yang pertama. Pasti sudah pada tahu artinya apa. Aku baik-baik saja artinya. Terus
fine yang kedua, apa yooo. Coba ditebak. Yupz! Aku didenda. Yang ketiga apa hayooo. Tebak, ditebak! Mikir mode on. Apa yaaa..... Hmm, tak tahu-lah aku. Oke, yang ketiga Balonnya ringan. Beda ya. Jauh..

Ada lagi nih:

Frightning spirit
Possessive spirit
Familiar spirit 
Guidance spirit
Have a nice day!
Hace a nice weekend!  

Yang pertama artinya berbeda dengan kata fighting yang kerap kali diucapkan orang Korea. Ini fright, bukan fight. Frightning spirit artinya dedemit. Huaa syerem. Possessing spirit, semangat apa lagi nih? Yang jelas artinya nggak ada sangkut pautnya dengan 'se' to the 'ma' to the 'ngat.' Semangat :D

Possessing spirit artinya lelembut kalo kata orang Jawa. Sejenis hantu juga. Tapi hantu yang dipunyai. Kalau hantunya milikmu, jadi ketemunya nanti biasa saja. Selanjutnya Familiar spirit. Haduh makanan apalagi ini. Tahu nggak ini artinya juga sejenis hantu. Artinya tuyul.

Spirit yang terakhir, Guidance spirit. Kira-kira hantu apalagi yaa. Namun kali ini artinya bukan sejenis makanan apalagi hantu. Bedaaa. Artinya dayang.

Berikutnya pasti tahulah, Selamat beraktifitas. Itu arinya  Have a nice day! Dan yang terakhir, Hace a nice weekend! Selamat berakhir pekan.

Eits, ini malam Jum'at kenapa malah ngomongin dedemit dan teman-temannya?
>_<

Memang ada apa dengan malam Jum'at? Nggak, FYI malam Jum'at itu malam yang penuh berkah. Yang diberkahi. Banyak berkah di hari Jum'at. Hayuk lanjut ngaji. Besok harus tasmi' ^_^

THE FROZEN DAN SUKU ESKIMO


Tentang tak semua kata yang bisa diterjemahkan di artikel sebelumnya. Juga perihal terjemah-menerjemahkan dan budaya yang terkandung di dalamnya. Sang Dosen di kelas Translation melanjutkan, menjelaskan bahwa kata snow (salju) dalam bahasanya orang Eskimo bisa berbagai macam.

Ada tujuh kata 'salju' dalam bahasa orang Eskimo. Tujuh contoh yang disebutkan oleh dosen Translation-ku. Tapi sebenarnya ada puluhan bahkan ratusan untuk satu kata tersebut. Terang saja, Indonesia tak pernah hujan salju. Dan orang Eskimo setiap hari berteman dengan tumpukan salju.

Ada perbedaan kata-kata untuk salju kering, basah, tertinggal hingga yang bertekstur lembut seperti bubuk. Ada banyak banget. Cek deh beberapa kata-nya di sini


Berbicara salju membuatku terbayang adegan-adegan di Film Frozen

Keren! Ingat waktu Elsa sama Anna main-main di salju pakai sihir. Elsa yang berbeda. Memiliki sihir yang luar biasa. Ingat waktu Anna mencari Elsa dengan latar musim dingin. Juga istana yang dibuat Elsa dengan sihir salju-nya. Daebak.

Membuatku ingin pergi ke tempat yang penuh dengan salju. Bermain-main di sana dan membuat boneka salju seperti Olaf yang lucu di film Frozen.

 

KATA "KITA", "MEREKA" DALAM BAHASA MADURA

Kelas Translation pagi itu dimulai dengan pertanyaan,

"Apa Bahasa Madura-nya 'mereka'?" ada berbagai jawaban terlontar. Mulai jawaban yang masuk akal hingga nyeleneh.

"Nak-kanak,"
"Sampiyan sadhajha"
"Oreng"
"Reng-oreng"
"Ajuwah"

 
Jawaban teman-teman ditangkis dengan sangat lihai oleh Sang Dosen. Dosen yang ternyata orang jawa itu, ternyata mengerti banyak tentang Madura.

"Iyalah, dosen Translation itu harus ngerti banyak bahasa," celetuk teman yang berjarak 2 bangku dariku.

Nak-kanak? Nak-kanak dalam Bahasa artinya anak-anak. Sampiyan sadhaja artinya kamu sekalian. Oreng, orang. Ajuwah, itu (Madhura-nya orang Bangkalan nih). Tak ada yang benar. Anak-anak keukeuh. Pasti ada kata itu dalam Bahasa Madura. Segala kosa-kata disebut. Dan tentu saja tak ada yang berhasil. Karena kata mereka dalam Bahasa Madura memang tidak ada.

Tidak ada? Iya, orang Madura tak pernah mengatakan kata tersebut. Pertarungan sengit kata pun selesai. Ini faktanya :D

Memang tak ada. Tapi untuk kata yang berhubungan dengan mereka atau kita, maka dalam Bahasa Madura biasanya ditambahkan kata sadhajha atau sakabbhina. Dua kata ini jika diterjemahkan ke dalam Bahasa artinya semua.

Untuk kata mereka dalam Bahasa Madura biasanya memakai sampiyan sadhaja, kamu semua. Kata kita menjadi kaule sadhaja yang berarti aku dan semuanya.

Jadi, nggak semua bahasa memang bisa diterjemahkan. Menjadi seorang penerjemah harus tahu budaya juga. Misalnya lagi Kebab-nya orang Arab atau India. Kita sih bilang roti. Tapi menurut mereka bukan. Berbeda roti dan Kebab. Roti ya roti. Kebab ya Kebab. 
Topik di kelas Translatin hari adalah Translation and Culture.

KELAS PENUH INSPIRASI

Hari itu hari Rabu. Hari masih terlalu pagi ketika diriku sampai di kelas. Tukang bersih-bersih saja baru selesai mengepel kelas yang akan kupakai. Dan selanjutnya, masih sepi. Aku-lah orang pertama yang di kelas.

Kuputuskan untuk duduk di deretan terdepan dekat jendela. Terlihat danau dengan airnya yang tenang. Juga hamparan hijau berbagai macam tumbuhan.

Mata kuliah yang pertama hari itu, Translation. Banyak hal kita terjemahkan di sana. Jam 6:45, seorang temaku datang dengan nafasnya yang ngos-ngosan. Hmm, akibat berjalan cepat karena takut terlambat. Lalu menit-menit selanjutnya teman-teman yang lain pun datang.

Ups! Kenapa jadi serius beggitu ya nulisnya. Santai saja :D

Oke, kelas Transltion, lalu? Ada apa?

Then let me tell you many thins there...

Jadi ceritanya, aku dapet banyak inspirasi selama dalam kelas ini. Apalagi kalu bukan inspirasi tulisan. Dosennya keren. Cara mengajarnya menyenangkan.

Mau tahu ada apa? Sruput saja postingan selanjutnya, aracchi? Aish, ketularan virus korea-nya anak kos..
..
.