Jumat, 24 Oktober 2014

MY FIRST PAMPHLET

Love Tosca :*
Diklat oh diklat! Berjibaku di dunia organisasi membuatku turun tangan pada setiap acara yang diselenggarakan. Kali ini diklat PDKI, Pembinaan Dakwah Kader Islam. Diklat penjaringan kader dari mahasiswa baru, mala (mahasiswa lama, red) juga boleh ikutan kok ;)

Nah ceritanya, aku ditugasi jadi bagian PDD. Udah pada ngartos kan PDD itu apa. Bagian Publikasi, Dekorasi dan Dokumentasi, betul?

Karena anggota bagian PDD nggak cuma aku saja, maka seabrek kewajiban kita bagi-bagi. Nah, daku kedapetan bikin foto profil dan pamlet.

Berhubung waktu itu lagi gencar-gencarnya mid-test maka mau nggak mau itu tugas kudu diselesai-keun secepatnya. I should get A on that exam >_<

Jatuh bangun, jatuh bangun. Untuk pembuatan foto profil yang biasanya dipakai seluruh ADK a.k.a. Aktivis Dakwah Kampus , aku harus merombaknya lebih dari dua puluh kali. Aku juga sih, keburu pengen belajar. Mulai dari warna yang harus aku tuakan hingga pengeditan tulisan yang ternyata typo.


Biru toska, euy! Untung banyak yang suka ^_^
Yup! Itu dia hasil akhirnya. Yang kemudian aku jadikan foto profil di Twitter. Yang di Facebook nggak pake yang itu. Lebih jelek karena harus menyesuaikan dengan standar ukuran foto profil di sana. Kalaupun tetap memakai ukuran asli maka akan kebesaran dan gambar terlihat sebaikan. Yang penting kan naitanya. Agar terlihat di kolom komentar juga pesan tersampaikan, Aracchi?

Aku menghabiskan waktu yang lebih lama lagi untuk pembuatan pamlet. Semalam suntuk. Fortunately, aku kelarinnya pas weekend, jadi nggak nganggu waktu ujian atawa piket keesokan harinya. Hasilnya, karena aku mengerjakannya dengan terburu-buru dan esok paginya capcus aku posting, ya gitu. Menuai kontroversi!

Uhuk! Itu angka dan bulannya nggak salah, Bu? Hwaa, mirip kepiting rebus. Malu pas dikomentarin begieu.

Bikin-posting-edit-posting-edit-posting. Gitu tuh kerjaannya Si Pamflet di tanganku. Rapopo, namanya juga belajar pemirsa. Gagal maning, gagal maning. Did you know? Those all my first work. Please, itu karya pertama jangan dicela :D

Belajar dan belajar lagi. Oka-oka. Aku memang belum pandai, but oneday... lihat saja nanti B-). Karyaku akan mengguncang dunia. Uhuk!

BULANNYA KEBELAH

Bagus, keren, dan entah kata hebat apalagi yang harus aku lontarkan. Poko’na lebur wa. Macellep ateh. Eh? Bahasa  dari planet mana ini. Lihat catatan kaki saja ya kalo ingin tahu artinya :D

Ini buku yang paling top-markotop dibanding adik-adiknya. Dua buku Hanum yang juga pernah aku baca; Berjalan di Atas Cahaya Dan 99 Cahaya di Langit Eropa. Tapi belum sempat aku bikin review-nya. .:plak:.
 
Buku keren karya Hanum Rangga. Fotonya nemu di internet
Teknik penulisannya juga keren. *beberapa bulan terakhir aku jadi suka mengkritik tulisan orang. Gegara #OneDayOneWork yang mewajibkanku untuk menyelesaikan sebuah tulisan dan mengkritiknya habis-habisan bersama beberapa orang rekan. Begitu setiap hari yang aku lakukan. Tapi untuk karya yang satu ini, aku jadi tak berkata apa-apa kakkoi desu kara.

Ya! Bagaimana Hanum dan Rangga bisa memadukan fakta nyata tentang sejarah serta ilmiah dengan travelling dan fiksi. Mereka juga dapat memolesnya dengan spritual Islam yang berhasil membuat para pembaca tergugah.

Fakta bahwa, boleh jadi peristiwa 9/11 adalah peristiwa konspirasi yang penuh dengan misteri. Boleh jadi Muslim yang selama ini jadi bulan-bulan *atau mungkin tahun-tahunan. Eh? :D hanyalah korban. Serta cerita fiktif hasil imajinasi Hanum dan Rangga yang memunculkan tokoh bernama Azima Hussein*tokoh ini seperti menggantikan Fatma Pasha di 99 Cahaya di Langit Eropa, Michael Jones yang kehilangan Joanna dan Hyacinth Collinsworth penderita Alzheimer.

Berbagai rentetan kejadian yang sayangnya bukan kebetulan lantas saling berkaitan. Pria paruh baya yang mengetuai demo di Ground Zero dan Perempuan penjaga Museum. Keduanya memiliki pasangan yang berakhir kehidupannya di dalam gedung WTC yang runtuh. Juga Phillipus Brown sang dermawan. Semuanya serba ‘wah’ menjalin dalam sebuah novel. Endingnya juga sangat keren dan tak mengecewakan. Seru pokoknya mah. So awesome ceritanya. Mengharu biru pada akhirnya. Kuberitahu kau, apa jadinya dunia tanpa Islam?

Do you think the would be better without Islam? Pertanyaan ini yang membuat Hanum akhirnya terdampar dan tercekik kerusuhan di New York. Kerusuhan atas demo pembangunan Masjid di arena Ground Zero. Pada hari yang sama, peringatan 9/11; Black Tuesday yang menewaskan banyak korban. Hiks!

Tak hanya berkisah tentang kelamnya bulan September buku ini juga mengajariku menjadi seorang reporter. Bagaimana Hanum memasuki kerusuhan, mencari dan menemukan narasumber. Wheuw! Kita harus mencari kata-kata yang baik dan memikat agar sang narasumber mau diwawancarai. Tak mudah ya, itulah mengapa kita harus terus dan selalu berusaha. Teknik dan tips yang  Hanum ajarkan dalam bukunya membangkitkan semangatku untuk menjadi wartawan. Let me tell you, I wanna be a journalist someday. Doakan!

Menjadi Agen Muslim Terbaik. Itu motto yang selalu mereka gaungkan. Ah, membaca kisah di dalam novel ini membuatku kembali tersadar, aku harus menjadi agen muslim yang baiknya juga. Me-make up citra Islam yang sempat menjadi buruk.

Kau tahu, penemu Amerika bukan Colombus. Tapi Melungeon. Suku yang boleh jadi mereka Islam. Hanum dan Rangga menjelaskan secar rinci di dalam bukunya. Mau tahu? Baca saja bukunya .:ketawa jahat:.

*pokoknya menghibur, deh. Bikin hati tentram (y)
Bahasa Madura.

Kamis, 09 Oktober 2014

CARI FILE PRESENTASI DI EDMODO


Sudah pada gabung di Edmodo belum?

Yang belum gabung, langsung capcus sign in. Apalagi buat temen-temen yang ambil kelasnya Pake Eko. Kelas Morphology. Salah satu kelas yang wajib diambil kamu-kamu anak semester lima.

Kalo kalian nanya how to-nya gimana, hmm waktu itu aku langsung cus go to link yang dikasi Pake Eko di grup pesbuk. Apalagi? Ya edmodo.com. Ngisi email, kata sandi, nama, ya pokoknya ngisi formulir. Kaya kita pas daftar pesbuk atawa bikin e-mail.

Selanjutnya aku ngisi data pribadi. Seperti misalnya: cita-citaku apa, kesukaan dan cara belajarku gimana sampe pada urusan mengunggah putu propil. Layaknya kita bikin akun Twitter gitu. Something in common.

Lama ga buka akun Edmodo itu, tiba-tiba aku sudah bergabung di grup Morphology 5th Smt UTM 2014. Ga tau deh siapa yang masukin. Mungkin seorang teman kelas. Diajakin gabung kaya grup d FB. Mungkin.

Trus katanya ada kuis. Jadi ada semacam sebuah penjelasan dari  Pak Eko dan kita nimbrung di sana. It can name as group discussion. Well, I still follow the rule. Masi ngerti.

Ada file yang diunggah di Edmodo katanya. Nah, pas sampe sini bingung, cause pas uda masuk akun aku lihat ga ada file apa-apa. Satu-dua kali, tetap saja aku tak melihat apapun yang berbentuk file di sana.

Hampir menyerah ketika kemudian ada seorang teman yang mengatakan bahwa file ada di grup FB. Cus ke grup pesbuk, tapi sepi. File yang anda cari tidak ditemukan. Huhu...

Then, what happen next? Tengah malam, ketika aku masih terbangun dan menemukan sebuah sinyal wifi. One important thing on my mind, aku ga punya file Morfology, pemirsaa. Gimana coba presentasinya nanti. Langsung deh cus ke TKP. Log in di Edmodo.

Langsung ketemu? Tidak!

Aku cari di profil, ngetik kata kunci di kolom pencarian sampe ke stalking akun sang master pun, kok ga ada ya, filenyaaa....
Semangat presentasi teman-teman ^^
Hingga akhirnya aku terdampar di home dan menemukan grup named Morphology 5th Smt UTM 2014. Whoaa! It’s what I have been waiting for!
Pergi ke folder dan muncullah harta karunnya di sana. I found the treasures!  

Dan kinipun aku mempunyai semua filenya. Semua file dari semua grup yang akan presentasi nanti. All of them are pdf. Semuanya ada 8 file. Ada yang mau minta filenya? Ke kosku, ya!

Tapi sepertinya kejauhan. I suggest you to download it by yourself. Udah ngerti caranya, kan? Oke, langsung deh, cus ke sana. Goood luck, minna!