Minggu, 23 September 2018

Menulis: Spontan dan Sekarang!

Menulis secara spontan dan sekarang juga. Bisa?

Artinya kau bebas menuliskan apa saja. Bingung?

Begini langkah-langkahnya. Hal pertama yang harus kau lakukan adalah mengambil medianya. Entah itu komputer jinjing, ponsel ataupun pena dan kertas.

Aku sering melakukan challenge ini hampir setiap hari. Menulis apa saja yang ada di benakku selama sepuluh menit. Topiknya terserah. Bisa sesuatu yang simpel seperti mencurahkan isi hatimu. Tulisan sederhanamu bahkan bisa berupa masalah-masalah sedang kamu hadapi hari ini.

Idealnya tulisan adalah terdiri dari opening, discussion and conclusion. Tentu saja sebuah tulisan berupa masalah dan solusi. Nah, dari menuangkan problematika kehidupan dalam sebuah tulisan maka secara tidak sadar kau akan menemukan solusinya.

Karena sistem urutan secara teknis membuat otak kita berpikir lebih jernih meskipun tidak menegak minuman bersoda. Jadi kamu tidak perlu bingung menuliskan apa dalam mediamu.

Mudahnya selain menuliskan kelindan permasalahan, kamu bisa juga menuliskan apa yang ada di hadapanmu. Let say, mobil yang lewat, awan yang biru, ataupun pepohonan yang rindang.

Pendengaran dan indera lainnya juga patut kita ikut sertakan. Misalnya, kicau burung penyambut pagi, angin yang bertiup sepoi sekali hatta bahkan bunyi klakson yang lewat di depan rumah.

Tuliskan apa saja! Semuanya!

Kau juga boleh mencontek kegiatan rutinku. 10 menit menulis. Aku bisanya menulis menggunakan aplikasi blogger atau catatan di ponsel daripada software semacam office. Setelah media-nya siap, kita bisa menyetel alarm selama 10 menit.

Sepuluh menit itu tidaklah lama bukan dibandingkan main instagram? Jadi kamu juga pasti bisa.

Terkadang aku sampai ketagihan dari yang awalnya ingin sepuluh menit saja hingga-bisa-sampai satu jam! Haha. Ditambah lagi jika ide tiba-tiba datang memyerbu dan boom!

I think it helpful for monthly challenge like Wicha (Writing Challenge), ODOP (One Day One Poem), ODOW (One Day One Work), and so on. Due to the fact, oftenly, in ten minutes I got 300-500 words.

Sesuai kan? Biasanya challenge-challenge tersebut menghendakinya begitu, I means the total of the words.

If you are interested joining the challenge, FLP Jawa Timur has Wicha that consists of classes. Ikut aja dulu kelas pertamanya, nanti lak ketagihan. It builds your skill in writing. Trust me it works ^^

Hubungi Pak Angga, Direktur Wicha yang siap merekrut anggota selanjutnya. Eits, tapi syaratnya harus terdaftar jadi anggota FLP yang berdomisili di Jawa Timur dan harus ber-NRA (Nomer Registrasi Anggota) untuk bergabung di Wi-Cha ini.

"Kalau ikutan Wi-Cha suka nulis apa, Mbak?"

Aku pribadi suka berkontemplasi. Menulis benang kusut yang sedang mengetuk kehidupan. As thesis that has the background of study, permasalahan yang rumit adalah langkah awal agar otakku lebih bekerja. Menuliskan A-Z yang berisi kerumitan-kerumitan tersebut, kemudian secara spontan sinaps di dalam kepala menghasilkan jembatan yang berupa solusi.

Tetiba tulisanku sudah berisi how to break the problem. Secara tidak sadar.

Ting! Bohlam yang bercahaya tersebut datangnya dari Allah melalui buku-buku yang pernah kubaca, pengalaman-pengalaman yang kerap menghampiri dan hikmah yang sebenarnya berlimpah di mana-mana. Semua solusi tersebutkan berkelindan, menghembuskan nafas lega.

Seringkali sebuah proses menulis berakhir melegakan. Setidaknya bagiku. It must be caused by the solution I have after writing activity. I know it'll be happen for you too.

Writing is healing. Kata Bunda Sinta begitu. Menulis adalah salah satu terapi yang bisa menyembuhkan luka. So, instead of, curhat di sosmed yang jatohnya kamu bisa buka aib diri sendiri, bisa tuh menuangkan segala duka lara dalam bentuk tulisan.

Menulis sekarang dan secara spontan? Bisa! Coba deh. Sepuluh menit aja. Siapa tahu nanti kamu ketagihan. Dan bonusnya tulisanmu akan semakin lincah terasah.

Afala tadzakkaruun? Apakah kau tak berpikir? Ayat yang sering Allah ulang. Pertanyaan agar manusia memilki keutuhan eksistensinya. Menulis adalah kegiatan berpikir. Menyambung satu kata menjadi kalimat, kemudian menjelma paragraf hingga lengkaplah satu tulisan. Menulis maka aku ada. Membiarkan otakku lebih bekerja dan memanfaatkan kelebihan yang Allah beri pada hamba-Nya.

That's all. Happy writing and keep spreading the positive vibes!