Rabu, 13 Desember 2023

KAJIAN FILISTINIYAH

Berikut adalah resume kajian Dr. Muhsin Muhammad Shaleh, Warsito, Lc (pent), Ardhu Filistin wa Sya’buha (Tanah Palestina dan Rakyatnya), Seri Kajian Sistematis tentang Issu Palestina yang terbagi menjadi 8 jilid di website STID Al-Hikmah.

Pertama, Palestina awalnya adalah tanah dari Bangsa Kan’an. Lalu para pelaut dari Asia kecil datang bertandang di tahun 12 SM. Apakah itu pelaut dari Indonesia yang memiliki !7.000 pulau? Di bagian ini juga dijelaskan batas-batas wilayah dari masa-masa hingga dinasti Turki Utsmani yang notabene satu kesatuan. Palestina satu kesatuan dengan Yordania, Lebanon, Suriah. Daerah Palestina baru punya perbatasan seperti yang terlihat di peta-peta modern setelah Inggris dan Prancis mengacak-mengacak Timur Tengah. Dulunya kan satu wilayah saja. Wilayah kekhalifahan Turki Utsmani. 

Kedua, kajian bersambung lalu berbicara tentang geografis. Menelaahnya butuh sambil puluhan kali melihat peta. Tiga wilayah utama Palestina, daerah pantai, dataran tinggi pegunungan ataran rendah Yordania. Pertanian di sana sudah ada sejak 8000SM. Curah hujannya berkisar 200-800mm per tahun dan cuaca Palestina rata-rata 8º-26 º dan di musim dingin suhunya bisa mencapai 0º.

Ketiga, kajian berisi tentang status Palestina sebagai tanah yang diberkahi, tanah para nabi, dan pahala shalat di Al-Aqsha yang bisa mencapai 500-1000 derajat. Penduduk Palestina semuanya setara dengan mujahid karena menjaga tanah suci. Palestina ialah tempat bertemu dan berkumpul seluruh manusia di unia, Padang Mahsyar. Palestina sebagai tempat fitnah, cobaan dan kebenaran.

Keempat, kajian berisi tentang hak orang-orang Palestina terhadap Al-Quds dan klaim Yahudi yang tidak mendasar. Seperti ketika Yahudi mengatakan tanah Palestina telah diberikan kepada mereka melalui Ibrahim. Ketahuilah Allah berfirman bahwa Nabi Ibrahim alaihissalam bukan beragama Yahudi melainkan Islam, tercantum di Surat Ali Imran ayat 67

Kelima, bagian tentang Yahudi yng mulai menduduki Palestina sejak deklarasi Balfour di tahun 1917 hingga kini yang tersisa ialah sebagian kecil saja; wilayah Gaza dan Tepi Barat.

Keenam, kajian berisi tentang Yahudi, yang mulai membeli tanah di Palestina dari orang-orang yang tidak tahan godan materi, hingga para pribumi melaporkan kepada para ulama yang kemudian dikeluarkan fatwa haram menjual pada tanggal 25 Januari 1935.

Ketujuh, perlakuan Zionis yang membabi buta sejak tahun 1948. Membuatku semakin tak sanggup membacanya T.T Mereka menggusur, merobohkan dan mengubah masjid-masjid di Palestina menjadi pub, bar, kafe-kafe yang menjual minuman keras dll.

Kedelapan, serangan yang membabi buta Israel dan mereka mulai menduduki Al-Quds dan menyatakan Yerussalem sebagai ibu kota mereka di tahun 20 Juli 1980. Muslim Palestina melakukan banyak perlawanan, terlebih Zionis mulai meletakkan pondasi Kuil Haikal di sekitar Al-Aqqsha. Mereka juga sudah mulai menggali terowongan di bawah Al-Aqsha dan meracuninya dengan cairan kimia, sehingga runtuh kapan saja. 

Membacanya membuat panas kepala. Butuh pertolongan Allah agar kita dapat diberikan pemahaman yang utuh sempurna terkait Al-Aqsha kita tercinta. 


Selasa, 12 Desember 2023

NEGARA PALESTINA [SEBUAH THESIS]

Saban hari informasi datang membanjiri bak tsunami. Pun tentang Palestina. Membuat kita merasa, menengadah, mencoba, berusaha melakukan apa saja untuk tidak diam, sedangkan rakyat di sana berteriak, di mana dunia ketika nestapa merajalela di Palestina? Kita berjuang sendiri dan tak ada yang peduli. 

Jika kau nanti Allah izinkan untuk S2, karya tulis apa yang akan kau persembahkan? Ini terkait perburuanku tentang data Palestina. Tiba aku di Thesis seorang mahasiswa S2 jurusan Ilmu politik berjudul, Negara Palestina. 

Sama seperti kita Jennifer A. Hileman-Tabios, sang penulis merasa bahwa kenapa dunia diam saja. Pun deretan meda banyak yang buta. Bahkan ini terjadi di tahun 2009, bukan di tanggal 07 Oktober 2023.

Thesis berhalamankan 119 ini menurutku lumayan lengkap. Pada awalnya. Sejarah dibuka sejak Kan’an. Lalu bagaimana Umar bin Khattab berhasil membebaskan palestina hingga Ottoman turki runtuh dan Deklarasi Balfour diumumkan di !917. Disebutkannya juga perang-perang untuk mempertahankan Negara Filistin dan partai-partai politik yang bergabung memimpin negeri, letak geografis dan lain-lain. 

Tapi di akhir ketika membacanya, aku masih haus. Ada banyak teka-teki yang harus dipecahkan. Dicari tahu. Dan ketika tiba di bagian Israel, aku rasanya mual. Feeling disgusted. Bisa ya, ada orang setega itu. Hilang rasa kemanusiaannya. Tak berbekas.

Seperti fakta bahwa, Tepi Barat dan gaza menyuplai banyak pasar Israel dengan hasil panen mereka. Tapi para tentara, pemukim illegal itu sering merusak lahan perhatian dan tanamannya dengan mencabut paksa atau meracuninya dengan cairan kimia.

Di akhir, thesis ini setuju dengan solusi dua Negara. Tapi lihatlah, meski Negara Israel sudah memiliki (dengan tidak etis) wilayah yang lebih luas disbanding Palestina, mereka masih kerap menyerbu warga. Mereka ingin memusnahkan pribumi seluruhnya. Dan aku lebih setuju ke solusi restorasi. Kembalikan semua tanah dan rumah semua orang yang pergi di tahu 1948. Kembalikan tanah kepada para pribumi. 

Hasbunallah wa ni’mal wakil. Semoga Filistin segera merdeka dan kita terus diberikan kekuatan untuk terus bergerak. Dan menurutku tulisan ini masih nol koma persen dari usaha. Ada triliyunan data yang belum aku baca dan telaah. Gerak kecil yang menuntut lebih banyak gerilya.  

CARA MEMBUAT SALAD DAN SAMBAL ALA AL-AQSHA

 

Sejak 07 Oktober kemarin. Dunia tak lagi sama. Pun kita. Sebagai manusia yang Allah berikan iman, sebagai khalifah yang punya rasa kemanusiaan, sebagai saudara yang salah satu tubuhya terluka kita melakukan banyak cara, dalam rangka mencari obat penyembuh bagi luka.

Tiba kita makanan traditional rakyat Palestina. Ini akan menjadi hidangan istimewa. Hidangan yang biasa disajikan ketika panen raya tiba. Salad dan sambal dari Palestina. Jika kita di Indonesia suka ngerujak tatkala ngariung, saudara kita di sana membuat salad ini. Begini caranya.

Siapkan dua buah mentimun, tiga tomat, satu siung bawang Bombay dan bawang putih, dua sendok makan daun mint dan parsley. Potong kecil-kecil lalu beri 2-3 sendok makan minyak zaitun, 3-4 perasan jeruk lemon, dan garam secukupnya. Lalu aduk semua bahan hingga tercampur sempurna.

Tada, Salata Falahia siap disajikan. Bikinnya sederhana tapi makannya penuh air mata. Perih saat memotong bawang dan makin pedih mengingat perjuangan para warganya yang tak putus berjuang untuk merdeka. 

Kemudian untuk sambalnya kita perlu satu kotak tomat merah, 4-5 bawang putih, ¼ minyak zaitun,satu cabai merah.1/4 gula dan gara secukupnya. Lalu panaskan wajan, masukkan minyak dan bawang putih yang sudah dicincang halus. Tambahkan cabai hijau. Jika sudah mulai beraroma, kita sisihkan sebagian bawangnya untuk garnish.

Masukkan tomat dan biarkan ia melunak hingga 10 menit ke depan di api sedang ke besar dengan diaduk beberapa kali. Tambahkan gula dan garam sesuka hati, atau boleh diskip. Diamkan di api sedang ke kecil selama 10-15 menit. Lalu adukkembali. And yup, Qalayat Bandoura telah siap dinikmati. Matikan api dan sambal ala Palestina bisa dinikmati dengan Khubz, roti ala Arab sebagai cocolan.

Mari ngerujak ala petani Palestina sambil terus berdoa agar negara Al-Aqsha yang kita segera merdeka. Sambil berharap, bermimpi kita menikmati Salata Falahia dan Qalayet BAndora di lahan pertanian Al-Aqsha. Menjadi turis, berkunjung ke san dengan visa Palestina.

PORAK-PORANDA POHON PENUH BERKAH [ZAITUN]

Di tepi barat Al-Aqsha, lebih dari 800.000 pohon zaitun telah dicabut paksa oleh pemukim illegal, sang penjajah paling brutal sepanjang zaman. Pohon-pohon itu ditebas langsung di depan pemilik sah beserta keluarganya. Tindakan vandalism yang kerap menyerang terutama menjelang hari panen.

Padahal tsumma padahal, butuh waktu 20 tahun untuk satu pohon bisa berhasil tumbuh. Ditambah lagi untuk bisa merasakan manisnya masa panen itu membutuhkan 20 tahun. Totally, it takes up to 40 years from the seed to grow as a fruit.

Di sepanjang tahun 2020 saja, para penjajah brutal memusnahkan 8400 pohon zaitun. Di satu bulan Agustus 2021, lebih dari 9000 pohon zaitun dicabut dan di satu bulan November 2022, 2000 pohon telah ditebang paksa. Dan sehari di tanggal 09 Februari 2020, 50 pohon juga dicerabut akarnya.

Bashir, seorang penduduk di daerah Nablus mengalami luka-luka bersama lima orang keluarganya saat memanen zaitun. Sawqy Abu Mujahid, mengaku helikopter datang dan membakar kebun zaitun miliknya. Bahkan tidak hanya ditebang dan dibakar, banyak pohon zaitun di Al-Aqsha juga diracun. Pun di hari Senin kemarin (11/12/2023), para tentara masih terus menebangi pohon zaitun. 

Zaitun, buah yang terdapat di surat At-Tin, bermakna baitul maqdis. Seperti yang dikatakan Qatadah dalam Tafsir Ibnu Katsir. Pohonnya yang diberkahi dan dapat megabsorsi kadar karbondioksida di udara sebanyak 11 kg per liter produksi minyak zaitun. Minyak dan buahnya ialah campuran lezat dalam hidangan yang juga dapat dimanfaatkan secara holistik dalam dunia kesehatan dan kecantikan.

Zaitun, kekayaan yang tumbuh di tanah yang Allah berkahi. Kerugian akibat pohon zaitun yang dirusak telah mencapai 670 miliar rupiah, seperti yang dikatakan oleh Nazeh Fkhaida, direktur Departemen Dokumentasi Kerusakan Pertanian Palestina.

“Jika Pohon Zaitun mengetahui tangan yang menanamnya, minyaknya akan menjadi air mata” 

– Mahmoud Darwish


REFERENSI

Hedroug , Layla (2023), Israel’s Campaign Against Palestinian Olive’s Trees - TheYale Review of International Studies - http://yris.yira.org/global-issue/6018

Idrus, Pizaro Gozali  (2020) Israelis Destroy Thousands of Palestinian Farmers’ Olive’s Tree Anadolu Agency - https://www.aa.com.tr/en/middle-east/israeli-settlers-attack-palestinian-farmers-in-southern-nablus/3079422

Senin, 04 Desember 2023

BERTEMAN GAZA

 

Alhamdulillah, kata yang kerap dilontarluncurkan oleh warga Al-Aqsha. Derita demi derita bukan lantas membuat mereka patah, melainkan ialah tempaan agar mereka semakin kuat. Dan kalau posisi kita terbalik, kita yang tinggal di sana, maka sejuta kemungkinan kita takkan sanggup. Listrik, air, dan makanan semuanya tampak minimalis bahkan seluruhnya sudah habis. Internet jika pun ada ialah jaringan paling maksimal 2G saja. Namun lihatlah, tawa riang penuh syukur warga Al-Aqsha.

Jika sahabat bisa diupayakan, inginlah rasanya memiliki karib dari Gaza. Cengkrama kita mungkin bukan terbahak-bahak tiada guna, melainkan bagaimana kita belajar tentang ketangguhan hidup. Bagaimana menempa mental sekuat mereka atau membahas cara kita kita mendapatkan tiket surga. Bagaimana kita masuk dan abadi di janah-Nya.

Sepertinya seru jika kita berteman dengan warga Al-Aqsha kita akan melihat-lihat pohon tin dan zaitun. Memetik buah-buahan surga yang tercantum di dalam Al-Qur’an itu. Kita akan menyantap lezatnya buah yang dberkahi di tanah yang diberkahi.

Yuk nanti kita pergi memanen semangka yang memerah dengan biji penuh gizi. Sudah sangat marak bukan obat dan kosmetik dengan watermelon seed. Namun sekarang sudah semakin mahal, karena semangka masa kini telah dimodifikasi tanpa biji.

Tiba di kebun, kita akan memotret dengan angle terbaik setiap sudutnya. Dari mulai frog’s eye hingga kita coba potret dari sudut pengambilan lainnya. Kudengar stroberi Al-Aqsha besar-besar, ranum dan manis. Indahnya mengelilingi kebun dengan keranjang berisi buah dan tanpa drone yang melintas di atas kepala.

Lalu kita membuat janji temu di bilik Al-Aqsha. Saling murajaah di sana. Saling simak. Saling sambung ayat. Bikin jadwal kajian. Buat lingkaran-lingkaran halaqah Al-Qur’an. Menemani anak-anak membaca buku-buku apalagi di Palestina nihil buta aksara. Masya Allah sungguh senikmat-nikmat cengkrama

Diskusi bersama mereka pastilah lebih hebat selain iman yang kuat, mereka juga cerdas-cerdas dengan angka literasinya yang sudah menyentuh lebih dari angka 90%. Tak ada yang tuna aksara.

Mimpi itu adalah tentang berteman dengan perempuan-perempuan Gaza dan nengunjungi Al-Aqsha dengan visa Palestina.

HUJAN PELURU

Doa dan takdir bertarung di langit. Entah di buku mana kami mendapatkan kalimat mutiara ini. Namun itu wise words jaman kami SMA.

Doa. Sesederhana kita meminta sesuatu kepada pencipta kita. Tampak ghaib. Tampak tak mungkin. Mustahil. Tapi aku percaya hadits yang disabdakan Rasulullah shallallaahu alaihi wa sallam. Bahwa Allah takkan biarkan tangan yang meminta kembali dalam keadaan hampa. 

Pun di setiap aku meminta kepada Ar-Rahman, Allah selalu wujudkan dengan cara-Nya yang paling menakjubkan.

Di rintik hujan yang turun aku mengambil komputer jinjing yang berusia sekitar 15 tahun. Sudah lama mesinnya tak berdesing sempurna. Layarnya pun sudah retak-retak, tapi kuharap ia dapat bekerjasama.

Dengan basmalah aku mengampil lomputer tebal itu. Di dalam jiwaku yang paling jurang aku menguatkan tekad seraya meminta, “Ya Allah aku ingin menulis tentang Al-Aqsha maka bantu hamba agar komputer ini dapat sempurna menyala.”

Apa yang dapat diharapkan dari komputer tebal seberat tiga kilogram? Layarnya hanya menampilkan kata dan angka-angka yang tak dimengerti kepala. Aku coba cabut kabelnya. Layarnya hanya bergeming begitu. Aku matikan lagi, hidupkan lagi. Kucoba menekan-nekan tombol hingga bunyi bising tut-tut seperti kereta. Aku cabut lagi, hidupkan lagi. Deretan huruf latin itu menulis; tertulis sendiri di layar.

Hei, itu seperti seseorang dari antah- berantah menulis dengan cara amat misterius. Deg.

Baiklah, aku setidaknya aku sudah mencoba bukan? Mungkin aku akan menulis dengan cara klasik menggunakan kertas dan pena. Sebelum kukembalikan ia ke laci meja, aku coba lagi, hingga layar itu menampilkan logo Windows. Hingga layar yang hitam putih itu mampu menyalakan warna-warna. Hingga aku bisa menuliskan kata, tak Tanya seratus melainkan ribuan. Tak hanya satu tulisan melainkan puluhan. Dengan izin-Nya yang Mahasempurna.  

Alhamdulillah bini’mati tatimmus shaalihaaat..

Dan tentang Palestina, kita takkan lelah berdo’a, bukan? Agar ia lekas merdeka. Agar kita leluasa mengunjunginya. Nyaman dan khusyuk berdoa di bilik masjid-Nya. Menginap, bercengkrama, bermain dengan anak-anak Gaza.

Kami para kuli tinta, hanya bisa meminjam kata-kata surga. Kami memang tak  bisa kirimkan senjata tapi bukankah Sayyid Quthub pernah berkata bahwa kata-kata bisa menembus banyak kepala. Ia akan hidup, tumbuh, berkecambah dan mekar hingga ia tiba di seluruh penjuru kota, di ujung nusantara dan semesta.



DUKA GAZA

Innaalillaahi wa innaa ilaihi raaji’un. Berita duka kembali mengguyur jiwa-jiwa mukmin. Tidak hanya hujan yang tiba setelah kemarau panjang. Bening kristal menghujani setiap mata yang melihat anak-anak, wanita yang terkulai tak bernyawa di berbagai sudut tanah Al-Aqsha. 

Perih atas luka mereka. Pedih atas segala nestapa. Perih di mata, pedih di jiwa. Hari-hari kita menjadi gaza dan perasaan tak sanggup menatap layar. Melihat para warga di sana yang sekejap syuhada.

Gencatan senjata telah usai dan Al-aqsha kembali porak-poranda. Tidak hanya di Gaza, yang diklaim sebagai tempat pembalasan, lokasi untuk membela diri atas serangan para pejuang kemerdekaan di 07 Oktober. Di Tepi Barat, Yerussalem dan segala penjuru Palestina. Padahal dan juga padahal, saat mereka terusir dari Jerman mereka mengemis-ngemis meminta belas kasihan.

Ya, itu bermula ketika deklarasi di tahun 1917, runtuhnya kekhalifahan Turki Utsmani dan pasca-Nazi. Kaum Yayaya datang mendiami tanah suci dan tak mau pergi. Indeed, mereka mengusir pemilik rumah dan mengklaim sebagai tanah milik mereka sendiri. You know who. Ia yang tak bisa kita sebut namanya di sini atau akun kita akan mangkat. 

Bukan bermula saat Nakba terjadi dan Penjajah mulai (dengan terlalu percaya diri) mendirikan negara atas tanah orang di tahun empat-lapan. Penjajahan telah dimulai seusai deklarasi 1917 dan mereka saat imigrasi besar-besaran. Sudah lebih dari satu abad!

Adalah orang tua yang kehilangan anak-anak. Kehilangan rumah, sekolah. Kehilangan keadilan.

Adalah para warga Gaza, yang meski dengan Al-Aqsha tak pernah sekalipun mereka memasuki mihrabnya.

Adalah orang-orang Palestina yang meski mendera derita, dunia banyak menghujam fitnah pada mereka

Hari-hari kita adalah Gaza dan segala penderitaan dan do’a-do’a yang tak putus terpanjatkan. 

Jika turunnya hujan adalah mustajabnya waktu atas tengadah tangan yang meminta, maka mari kita serbu langit dengan pintaan terbaik; semoga Al-Aqsha segera merdeka. Di setiap detik, di setiap tetes hujan yang turun ialah doa kita yang melesatmenuju langit. 

Kita tak dapat mengirimkan peluru, tapi untuk saudara kita seiman dengan selaksa do’a kita menyerbu.

Jumat, 24 November 2023

AL-AQSHA KITA KINI

 

Al-Aqsha kita kini, ialah penduduk asli yang ditembaki, diusir dari rumah sendiri dan tanah-tanahnya dicuri.

Al-Aqsha kita kini ialah bangunan dan warganya yang babak belur dihajar Zionazi.

Al-Aqsha kini sedang berjuang di kaki mereka sendiri.

__________

Perdana menteri yang tampil di layar kaca bukanlah yang sungguhan. Kepala pertahanan mereka yang berdiri berbicara bukanlah yang sebenarnya. Ada berita yang mengatakan bahkan psikolog sang perdana menteri mati bunuh diri.

Baiklah, mereka sedang tidak baik-baik saja. Prajurit yang bergerak di lapangan pun tampak tidak sekuat, sekokoh para pejuang. Tendangan mereka tampak gemulai. 

Banyak orang mengatakan, selain menjadi penjahat perang, mereka adalah pelaku lagibete. Bukannya menjaga pertahanan, mereka malah sering terlihat skincare-an. Kantong seragam mereka yang banyak itu bukan berisi peluru. Aneka kosmetik dari mulai serum dan tabir surya penuh di saku-saku.

Mereka memborbardir, membantai warga tak berdosa dengan menari-nari, tertawa-tawa seakan-akan warga baitul maqdis bukan manusia. Subhanallah! Terbuat dari apa hati dan jiwa mereka. Sudah hilang empati. Sudah hilang rasa kemanusiaannya dalam diri.

Ini saatnya kita beraksi. Tentu saja bukan dengan mengangkat senapan. Para pejuang lokal lebih ahli. Mereka lebih paham situasi, lokasi dan taktik yang paling mumpuni. Jika kita ikutan pergi, mungkin hanya merepotkan saja. 

Butuh latihan tahunan yang dilakukan sepanjang hari. Lari cepat, melompat dengan sigap dan pandai menggunakan berbagai senjata andalan.

Well, sebagian kita bisa berangkat untuk bergabung. Dan aku membayangkan panglima tertinggi yang berasal dari negeri kita. Bisa saja.

Indonesia digadang-gadang generasi pembebas Al-Aqsha. Para ulama dan pakar banyak yang memprediksi. 

Ramalan Pak Mardigu muslim akan berjayadi tahun 2027. Sebagaimana dulu bangsa Eropa merajai dunia.

Yuk semangat mendidik diri, mendidik generasi. Belajar dengan gigih saban hari. Membolak-balik buku sejarah. Tekun telaah buku-buku sirah. Membaca dengan teliti hadits-hadits dan tafsir Al-Qur'an.

Mari melawan dengan narasi. Membuat, mengumpulkan dan merangkai diksi-diksi.

Berjuang dengan cara yang sudah kita kuasai.

Apa saja. Sesuai dengan profesi, kesukaan dan hal-hal menjadi minat kita hingga hari ini.

Al-Aqsha milik kita dan dengan izin-Nya kita bisa leluasa keluar-masuk dan khusyuk shalat di sana. Semoga saat yang amat sangat kita nantikan itu segera tiba.

____________

Semangat. Please, jangan lelah berjuang.

Palestina, merdeka!

Rabu, 22 November 2023

ALASAN KITA MEMBELA A-AQSHA



I'm alive. I'm still alive. Aku masih hidup.

Kata yang terdengar dari para jurnalis dan warga Gaza ketika memulai pagi mereka. 

Sehari, ialah waktu yang sangat berharga. 

Sehari, ialah kesempatan yang tak akan dilewatkan begitu saja.

Sehari, ialah karunia Allah yang datang dengan sangat ajaib.

Sebab di atas kepala mereka rudal dan bom bisa jatuh kapan saja. Sebab maut bisa sangat dekat. Sebab para tentara dan moncong senjatanya bisa menembak sesuka mereka. Para malaikat pun bahagia sibuk menjemput.

Saban hari, banyak orang tak henti bersuara. Menyampaikan kebenaran, belajar sejarah dan tekun membagikan berita.

Menurutmu apa yang membuat mereka—dan kita semua harus terus menerus gencar menyuarakan?

THE BIG WHY WE HAVE TO STAND WITH PALESTINE

1. HUMANITY

Cukup menjadi manusia. Meski sangat jauh jarak kita, ribuan media telah banyak mengabarkan. Jutaan orang gencar membagikan laporan. Apa kau tak melihat, seorang ayah berjalan dengan cucuran air mata dan tas plastik di tangan berisi anaknya yang telah menjadi potongan? Apakah belum tiba berita seorang ayah yang tak tahu hendak ke mana membawa anaknya yang lunglai kehabisan darah dan nafas? Sedang rumahnya hancur.

Rumah sakit pun telah dihujani bom dan rudal. Dokternya ditembaki. Kemah pengungsian sudah tak ada lagi.

Jika kita punya teman satu kelas 20 orang. Jika kita punya teman satu angkatan 100 orang. Jika teman kita satu sekolah ribuan orang. Kini semuanya telah wafat. Semuanya telah mangkat. 

22 November 2023. Angka kematian di Palestina telah lebih dari 14.000 orang warga yang syahid. Belum lagi para tentara Zionazi bukan sekadar membunuh atau membantai, mereka juga menjual organ-organ yang diambil dari para korban. Itu bisa jadi menjadi alasan mengapa mereka mentargetkan rumah sakit.

Hei, di jauh relung sanubari apakah tidak sedikitpun empati? Wahai para pendukung penjajah apakah engkau bukan manusia lagi? Tidakkah kau dengar suara dari seluruh penjuru bumi?

2. HOLIEST CITY

Al-Aqsha ialah kota suci bagi tiga agama. Namun zionazi ingin memilikinya sendiri. Tak mau berbagi. Bahkan tiga ratus terowongan telah digali. Al-Aqsha bisa hilang dalam sekejap. Kita harus cepat bergerak.

3. BEST REWARD

As moslem, pahala berlipat dengan mudah dipanen di Al-Aqsha. Beberapa hadist menyebutkan, jika kita shalat di Baitul Maqdis kita bisa meraih pahala 250, 500, hingga 1000 kali lipat. 

4. MARKAS ORANG-ORANG HEBAT

Perang di Palestina mengabarkan banyak hal. Termasuk fakta bahwa di sana, tingkat literasi adalah yang terbaik ketiga di dunia; 99,37%.

Pantas saja anak-anak di bawah umur 10 tahun bisa lugas menjawab pertanyaan wartawan. Public speaking-nya mantap. Seusia itu mereka bahkan sanggup menulis surat wasiat.

Orang-orang hebat yang bisa mengubah dunia menjadi lebih baik dan bijaksana. One day, I want to discuss and be friend with them.

5. SAFETY

Zionazi selalu menebarkan teror bahkan sejak kedatangan mereka paska Nazi Jerman di 1917. Mereka merampas rumah, tanah dan segala isinya padahal mereka pendatang. 

Palestina harus dikembalikan ke penduduk lokal. Sejarah mengatakan jika muslim yang memimpin di Palestina maka tidak akan ada huru-hara. Terbukti Umar bin Khattab, Shalahuddin Al-Ayyubi berhasil membebaskan. Ratusan tahun mereka hidup damai.

6. ISRA' MI'RAJ

Allah subhanallah wa ta'ala bisa saja menaikkan Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam ke langit. Namun tidak. Beliau masih transit dulu ke Al-Aqsha dan menambatkan buraq di sana. It means alot. Ada sesuatu yang istimewa dari Al-Aqsha.

8. KIBLAT PERTAMA 

Setelah Nabi Adam alaihis salam turun ke bumi beliau membangun masjidil haram, 40 tahun berikutnya Al-Aqsha. Memang bukan dalam bentuk kubah mewah seperti yang terlihat sekarang. Melainkan hanya dalam bentuk pondasi.

Dan ketika Nabi Muhammad shalallahu alaihi wasallam diangkat menjadi Rasul, umat Islam shalat menghadap Baitul Maqdis. 16 bulan setelah beliau hijrah, barulah kemudian Allah pindahkan kiblat shalat ke arah kakbah. 

10. BERBICARANYA BATU

Well kenapa batu bisa memberikan kabar, bahwa di belakangnya ada Zionis? Karena kebanyakan manusia diam. Setidaknya para penguasa dengan sifat wahn-nya. Ia tidak memakai kekuasaannya untuk membantu warga Palestina.

Jika Amerika, Inggris dan Jerman telah mengirimkan bantuan untuk menolong Zionis maka pasukan muslim baru Houthi dan Hizbullah.

Dan apa yang bisa kita lakukan untuk membela Al-Aqsha?

11. TANAH PARA NABI


Kelak, jika kita Allah takdirkan untuk bertandang ke Palestina, akan kita temui makam para Nabi, Insya Allah. Yuk kita perjuangkan dari sekarang.

12. TANAH HIJRAH PENUH BERKAH


Setelah Allah selamatkan Nabi Ibrahim alaihissalam dari kobaran api, Allah perintahkan beliau bersama Nabi Lut alaihissalam untuk berhijrah ke Syam. Kemudian keluarga beliau bergenerasi di sana; lahirlah Nabi Ishak dan Ya'kub alaihimssalam.

_________

Kita harus terus belajar. Agar kita tidak menulis dengan pena yang tumpul. Kita harus mengkaji ilmu dari segala sisi agar suara kita bukanlah radio rusak tanpa makna.

Kita mungkin sebaris semut kecil. Kita mungkin burung pipit tanpa kepak saya sebesar elang. Namun suara kita ialah gigitan panas yang akan terus menyerang. Suara kita adalah kicau yang akan memekakkan telinga para penjajah.

Minggu, 19 November 2023

10 CARA BEBASKAN PALESTINA

Sudah sebulan lebih kita tertampar banyak fakta. Lautan informasi tak pernah surut. Kapal-kapalnya terus berlayar saban hari di kepala. Gelombangnya mengetuk-ngetuk daratan seraya berkata, "Apa yang sudah kau lakukan untuk saudara kita di Palestina?"

Kita tak hanya diam membaca, menonton layar yang sudah lama terendam darah, bukan?


Kadang sesak tiba-tiba saja datang.

Terkadang pening di kepala ialah serangan yang tak kunjung usai.


Ini 10 cara kita bela Palestina.


1. PRAY

Muslim ialah ibarat satu tubuh. Apabila satu anggota badan merasakan sakit, bagian badan yang lain merasakannya juga. 


All your actions to support Palestine are matters. Dan waktu terbaik adalah ketika Tahajjud. Waktu yang tepat untuk Allah akan jawab doa kita. Panah akan melesat tepat pada sasaran.



Kalau kita sungguh-sungguh sedih dengan pembantaian di Palestina bangunlah sebelum Subuh. Angkat tangan dan panjatkan doa-doa panjang agar Palestina segera merdeka. Buat permohonan terbaik. Minta sama Allah. That's our prime time. 


Jika tidak bisa bangun malam, setidaknya ketika sujud. Waktu mustajab, agar doa-doa yang kita panjatkan Allah jadikan nyata. Juga panjatkan doa ketika adzan selesai berkumandang, saat safar dsb.


2. SHARE

Speak up, make the world aware through the right situation on your own social media. Bikin orang-orang pada ngeh dengan apa yang terjadi di sana. Bagikan kebenaran tentang berita Palestina di 

Instagram, WhatsApp semampu kita. 


Jika khawatir terkena banned, kita bisa pakai bahasa sandi yang biasa kita gunakan waktu kecil. Meverdevekava Pavalevestivinava! I think, sistem algoritma dan robot AI sekalipun takkan mendeteksi bahasa sandi kita. Apalagi misal bahasa Madura yang di-convert. Mavajuvuhkavah pavas mavangkavat!


3. LIBERATION OF MIND

Belajar. Belajar. Belajar. Belajar dari banyak sumber. Dengarkan podcast dan kajian dari para ahli. Baca buku-buku terkait. Lantas kita bikin ke flyer, brosur atau bahkan e-book agar semua orang bukan hanya paham 'what happens there' tapi juga bisa mengerti 'the BIG why' kita dukung Palestina. Mari belajar sambil terus memperdalam lagi ilmu dan keterampilan yang sudah ada pada diri.


4. BACK TO AL-QUR'AN

Perbanyak interaksi dengan Al-Qur'an. Pahami ayat dan pelajari tafsirnya. Lihat bagaimana Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda. Kita telusuri sebanyak mungkin sejarah-shirah di masa lampau. Semakin sering kita berinteraksi dengan Al-Qur'an, semakin tangguh keimanan dan kekuatan kita. Karena sesungguhnya para pejuang Palestina adalah ahlullah, yang selalu dekat Al-Qur'an. Bahkan taktik di medan perang semuanya diambil dari kalamullah.


6. BOYCOTT ALL ISRAELI PRODUCTS

Kalian suka terbayang-bayang tidak? Uang yang kita bayar itu menjadi peluru, bom, bahkan rudal untuk menghancurkan rumah, sekolah dan rumah sakit mereka? Terbayang tidak, uang kita membuat ribuan anak-anak meregang nyawa, ribuan anak-anak kehilangan orang tua dan saudaranya?


Inginnya sih colekin negara-negara Arab untuk stop kirim pasokan minyak ke Israel.. tapi 'kau tahu bagaimana'. Boikot! Ini cara efektif untuk bantu Palestina tanpa menumpahkan darah.




Kalau sudah terlanjur punya, habiskan produknya dan jangan lanjutkan beli lagi.


Then, not make any deal! Jangan bikin kerjasama produk dalam bentuk apapun. Para influencer dapat stop kerjasama. Kita tidak bisa bekerjasama sama dengan para pembunuh, bukan?


7. DONATE

Anggarkan dana untuk berbagi hadiah spesial anak-anak Palestina. Bisa nanti membangun kembali sekolah, rumah sakit dan rumah mereka yang telah hancur..




Tidak hanya uang. Bisa dalam bentuk mainan, pakaian layak pakai atau bahkan selimut karena mereka mulai memasuki musim dingin.


8. CONNECTING THE DOTS

Kita yang punya banyak links, contacts dengan superpower, mainstream media, ambassador negara-negara terkait, atau mereka yang punya banyak follower, bisikin dan ajak mereka untuk dukung Palestina.


9. COME AND VISIT

Datang dan kunjungi. Jika Al-Aqsha semarak dan gemerlap seperti Madinah dan Mekkah. Zionazi akan takut menguasai Al-Aqsha karena jutaan muslim datang mengunjungi tanah suci kedua.



Semoga selanjutnya banyak travelers yang aware. Umroh plus Al-Aqsha, bisa!


10. TOGETHER AS ONE


وَٱعۡتَصِمُوا۟ بِحَبۡلِ ٱللَّهِ جَمِیعࣰا وَلَا تَفَرَّقُوا۟ۚ وَٱذۡكُرُوا۟ نِعۡمَتَ ٱللَّهِ عَلَیۡكُمۡ إِذۡ كُنتُمۡ أَعۡدَاۤءࣰ فَأَلَّفَ بَیۡنَ قُلُوبِكُمۡ فَأَصۡبَحۡتُم بِنِعۡمَتِهِۦۤ إِخۡوَ ٰ⁠نࣰا وَكُنتُمۡ عَلَىٰ شَفَا حُفۡرَةࣲ مِّنَ ٱلنَّارِ فَأَنقَذَكُم مِّنۡهَاۗ كَذَ ٰ⁠لِكَ یُبَیِّنُ ٱللَّهُ لَكُمۡ ءَایَـٰتِهِۦ لَعَلَّكُمۡ تَهۡتَدُونَ


[Surah Āli-ʿImrān: 103]


_________

We can do much more. Tidak hanya menangis di atas kasur sambil memandang layar dan air mata terus-menerus berjatuhan.


These ways are important for all muslims in any countries. Kalau Dr. Zakir Naik Naik bilang, "They are doing fardhu kifayah for protecting one of the holiest site in Islam." Harusnya ini tugas semua umat muslim 'kan untuk menjaga Al-Aqsha?


Kita bisa beraksi nyata semampu kita dengan tetap mengandalkan Allah Al-Aziz.


Palestina, merdeka!

Minggu, 12 November 2023

DI SEBUAH KALA



Sore itu aku melewati jalan, di tepian pantai. Di langitnya, beberapa layang-layang sedang terbang. Bunyi ngiang-ngiung tampak berkejaran di ekornya yang tertiup angin. Khas layang-layang goang.
 
Percikan saga seketika berubah di benakku menjadi langit Palestina. Tak serupa layang-layang goang lagi. Ia adalah deru berisik drone bercampur jet-jet tak mengenal waktu tempur. Dentuman rudal dan bom bisa kapan saja jatuh mengenai rumah, sekolah atau kepala manusia.
 
Pun di malam yang biasa terhias kilau cantik planet-planet yang terlihat di kejauhan. Mana ada!
 
Asap-asap merebak di langitnya diiringi darah segar yang tak henti mengucur. Lalu satu-satu bangunan itu roboh, runtuh dengan ribuan tubuh tertimbun. Penjajah telah merebut segala hak hidup Al-Quds. 
 
__
Di jalan sebuah desa, aku melihat anak-anak bermain dengan girangnya. Tampilan visual di hadapanku berubah menjadi jajaran anak-anak surga. 
 
Keberanian tanpa ada rasa takut. Lengannya tertulis indah nama mereka. Agar saat syahid datang semua orang mudah mengidentifikasi diri. Permainan mereka adalah tandu yang mengangkut saudaranya syahid. Tasnya berisikan, potong anggota badannya yang sudah lebih dahulu pamit.
 
Jika dunia mengalami mental health gegara kerumitan hidup yang porak-poranda hingga tak mampu berbuat apa-apa dan meratapi nasib yang tampak sia-sia. Lihatlah anak itu sekuat apa jiwanya hingga begitu tegar mencari, mengambil, memeluk saudaranya yang telah berpuing-puing?
 
___
Makan malam sebelumnya mereka tampak bersama. Di meja itu, ia masih bersama ayah, ibu dan anggota keluarga lainnya. Besoknya anak kecil itu sendiri. Menghadapi dunia dengan dua kaki. Matanya membulat. Rasanya hitam pekat hingga tak mampu membuat reaksi. Habis sudah semua narasim Tangan dan lututnya bergetar. Tak bisa menerka apa yang akan terjadi nanti.
 
Allah. Allah. Allah. 
Kita milik-Mu. Anak-anak, para pejuang di Al-Aqsha juga dalam genggaman-Mu.
 
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'un. 
Kita dan mereka semua milik Allah dan kepada-Nya kita kembali.
 
Dengan izin-Nya, takkan habis kata-kata tersemat untuk Palestina, karena ia kiblat umat yang pertama. Tak pernah kering rasanya air mata; mendengar, menyaksikan pembantaian di negeri Al-Aqsha tercinta.
 
Kita, sebagai manusia yang memiliki hati nurani, takkan diam saja, 'kan? 
 
Ada yang bisa kita perjuangkan, bukan?
Ada, kan?
Ada yang sedang..

______________ 

#kitabersuara #westandwithpalestine #freepalestine

#flppamekasanpedulipalestine @flppamekasan #flppamekasan #WritingChallege2023