Sabtu, 31 Januari 2015

AKHIR DARI CERITA DIA

Kering kerontang di halaman belakang
Aku tak pernah mengenalnya. Siapa dia atau apapun ia. Hingga saat ini ketika ia mulai mengetahui banyak hal tentangku. Mulai mengenalku. But, I’m really don’t know; apa yang ia mau sebenarnya.

Ia mendarat begitu saja. Terbang bersama merpati awalnya. Lalu seperti yang sudah aku utarakan, ia mendarat begitu saja. Tak tahu dari mana asalnya.

Ia berceloteh dengan riangnya. Bernyanyi semaunya. Ku biarkan saja ia bertingkah seenaknya. Hingga kadang aku terhanyut, ikut bernyanyi dengannya. Bersenandung bersama. Membicarakan angin yang kebetulan lewat tanpa sengaja.

Tapi itu saat kata “Ya sudahlah” belum terlontar. Saat tren ‘Shoimah’ belum begitu menyebar. Ya, itu dulu. Hingga ritual senandung pun akhirnya berubah. Ia kemudian mulai menyebut tentang daun yang melegang begitu saja. Jatuh di atas tanah tanpa sepatah kata dari pemiliknya, pohon.

Ia juga menyebutnya tanah yang membiarkan daun yang gugur berubah warna coklat, kemudian membusuk tanpa ia sapa.

Mungkin aku adalah angin. Yang membuat daun gugur tanpa permisi. Membuatnya jatuh di pelataran tanah kemudian membusuk.

Lihatlah di antara proses itu. Dia-yang tak lagi terjatuh dari punggung merpati- diam. Bergeming ketika celoteh datang. Bernyanyi sendiri dalam bahasanya yang kemudian diam. Kembali terdiam. Dan berulang kali diam.

Tak lagi ku mengerti ketika ia mengajakku bernyanyi di antara riak malam. Berbicara di antara barisan yang amat panjang. Ia kembali. Bermain kata semaunya. Ya, semaunya. Tak peduli ketika senja datangkan malam.
Dia! Dia yang kini menjadi tanah bagi daun yang perlahan membusuk. Dia yang kini menjadi daun tergeletak jatuh dari atas pohon.

Ugh! Sungguh sebuah sikap menjadikanku mengambil keputusan; Tak ada lagi cerita tentang dia. Maka ini adalah akhir cerita tentangnya. Tentang dia!

Yasmin, 14 Oktober 2012

Jumat, 30 Januari 2015

BLOG BUKU

Pengen juga punya rak buku unik
Abis jalan-jalan ke negeri antah berantah. Bertemu dengan banyak pencinta buku. Wheuw! Rasanya itu di sini, super kata Pak Mario. Membuatku ingin membuat blog khusus berisi buku-buku.

And here, I made it WALKING AROUND THE BOOKS

Rabu, 21 Januari 2015

PERGI KE NEGERI IMPIAN..


Buku "Indonesia: A World Treasure" karya Ebbie Vebri Ardian
Indonesia memiliki banyak sekali destinasi wisata. Ada ribuan bahkan lebih dari jutaan. Tapi tak dipungkiri juga, perjalanan ke luar negeri juga menjadi dambaan.

Meski belum punya uang -dan nanti akan, insyaAllah doakan ya-, setidaknya kita masih memiliki impian. Nah, negara apa saja yang menjadi tujuan?

1. Makkah Al-Mukarramah
Jutaan Muslim berkumpul di sini
Sama seperti muslim lainnya. Melihat ka'bah adalah tujuan utama.  Ingin juga mengunjugi tempat-tempat bersejarah di masa kejayaan Islam. Kalau Allah memberi kesempatan,  mungkin saja aku akan memiliki rumah di sana.

2. Pinky Japan
Menikmati sakura berguguran dan berkumpul di festival hanami
Ingat sakura, pasti ingat Jepang. Meski Korea dan beberapa negara di Asia juga ditumbuhi bunga cantik tersebut. Namun negara Jepang telah menjadikan bunga ini sebagai ikon.

Pergi ke Jepang tak hanya menikmati bunga sakuranya, tetapi mengunjungi berbagai prefektur yang ada di sana. Mengunjungi tempat-tempat keren seperti Ginza dan Akihabara, pusat perbelanjaan elektronik. Tak lupa juga merasakan naik shinkanshen alias kereta cepat. Oia, katanya pergi ke Jepang sekarang bebas visa, lho.

3. Inggris
Mari menyeberangi sungai Thames
Aku ingin kuliah di Inggris suatu hari nanti. Masuk Oxford University, tepatnya di Faculty of English. Semoga diterima, ya! Dan tentunya menjelah kota-kota eksotis dan romantis di sana. Tak lupa juga mengunjungi Museum of The Sherlock Holmes. Main juga ke kebun raya di Edinburg.

4. Turkey
Hagia Sohia; Sophie, cantik bukan?
Konon, sembilan wali alias wali songo yang melegenda dengan ajaran Islamnya di Indonesia, semuanya berasal dari Turki. Aku mendengar saat diskusi politik di UGM akhir November kemarin. Jadi, pasti banyak sejarah dan kebudayaan Islam berasal dari sini. FYI, meski pernah jadi masjid Hagia Sophia adalah museum sekarang.

5. City of Light
Mezquita de Cordoba
Sebagian orang mengenal 'City of Light' adalah Paris, tapi aku sependapat dengan Hanum. 'City of Light' adalah Cordoba, sebuah kota di negara Spanyol sana. Lebih dari 7 abad, Islam berjaya di sini dan menyebar di segala penjuru Eropa. Sebuah masjid di Cordoba atau Mezquita de Cordoba adalah buktinya. Namun masjid itu telah berubah menjadi katedral sekarang. Jadi, jangan coba-coba sholat di sana, ya. Karena pasti akan langsung disamperin petugas.

6. Yaman
Lihat kaktus berduri itu
Di Yaman ada sebuah pulau yang unik -kalau nggak mau dibilang aneh- namanya pulau Sokotra. Pulau dengan jumlah sekitar 700 spesies flora dan fauna. Ada juga yang berumur lebih dari 20 juta tahun lho. Tak ada yang memilikinya kecuali pulau Sokotra. Sebagai calon biologist -dulunya mau jadi anak biologi tapi kecemplung ke sastra :D- tempat ini wajib dikunjungi. Eh, tapi katanya Dajjal dikurung di sini. Hii..

7. Mesir
Alexandrian saat musim dingin
Mesir tak hanya tentang Alexandria dan Piramidanya. Ada banyak misteri di sana. Membaca novel-novel Dan Brown membuatku sedikit mengerti tentang simbol-simbol dan ingin mengunjungi negeri ini. Mengungkap banyak misteri.

TERSENYUM

Tetaplah untuk:
Tatap mentari pagi
Walaupun cahayanya menyilaukan mata
Hadapi ia di siang hari
Walaupun panasnya membakar raga
Temui ia kala senja
Karena warnanya menyejukkan jiwa
Relakan ia pada malam
Karena ia lenyap tinggalkan siang
Tergantikan bulan terangi malam

Yah, karena kau tetap akan temuinya
Tak bisa hindarinya
Karena ia bersama kita hadapi dunia

13 Juni 2011

BENCI BUKAN PADA MERPATI*

aku benci dalam duka,
aku benci pada haru,
aku benci di antara sepi,
aku benci menaut pilu,
melaut biru,
gelombang rasa yang takku mengerti.

sekali lagi aku benci!

karna aku benci!
benci berbalut luka,
mengalir darah dalam parah,
benci membalut hati,
membuatnya perih,
sakit yang merintih.

benci memuncak parah,
benci membuat luka,
benci mencuat serakah,
tinggalkan hati dalam diri,
membalut dengki pada duri

tak kuasa kumenahan sedih
dalam hati yang terus merintih,
sedih

aku pun pilu hingga batu,
aku pun sendu dalam rindu,
aku pun ratu pada belukar biru

yeah!
meski terkadang pada air terdapat batu kerikil.
pun ia menderas pada laju mengalir.

membuatnya berbelok arah,
memancing pelbagai gundah,
pada aur yang memerah,
air pun melaju pasrah.

merpati datang terbangkan kepaknya.
terbang di antara awan putih menawan cerah.
suci beralas langit bersih.
lembut menebar cerita.

senyum kembali merekah pada hati yang gundah.
merpati putih, kita satu!
merpati putih,
lembut suci dari dalam ketulusan hati...

Juli 2011
*puisi kolaborasi dengan seorang sahabat, Robi

Tumbuh Sebelum Patah*

suatu hari nanti anakku
ketika matahari terbit
dan aku tak lagi di sisimu
berdirilah tegak di pijak basmalah

mungkin suatu saat nanti
aku tak lagi tinggal di sini
maka jauh sebelum matahari pergi
buatlah cahaya di ketinggianmu
sebab malam jauh lebih panjang
dari hari-hari terang benderang

orang-orang akan bergentayangan nantinya
mencari ladang-ladang berkah darimu
sebelum akhirnya, kau juga menulis usia
sepertiku

*KH. Tidjani Djauhari

LANGIT MALAM

pandangku tersapu langit kelam,
ia bersih tanpa debu malam,
namun di manakah para gemintang?

15 Agustus 2011

BEGINI

ketika kau tahu semua tak lagi sama,
ketika kau tahu perbedaan itu ada,
ya, begitulah..

ya.. dan kurasa sudah saatnya untuk sayonara
karena memang tak seharusnya
aku di sana

hmm, ya!
ia tertidur dalam luka

pergi sejauh mungkin,
meninggalkan semua yang tersisa
tinggalkan masa kelam penuh lara
menuju dunia baru yang penuh cahaya

bagaimana caranya?
menatap semua masalah dengan sabar dan tegar
kecilkan masalah, besarkan Allah!
jadinya..

Agustus 2011

*sebuah puisi kolaborasi dengan seorang sahabat, Wina

SAMPAH

Perlu kuulang kembali
Kata- kata murah tak berarti
Aku hanya menyesalkan
Perlakuan tak berbudi
Yah!
Tepat mendarat di atas tempurung
Batok lapis baja
Senyum seiris tanpa gigi
Memamerkan manis
Perlu kuulang lagi
Dan
Kejadian itu ingin kuulang sekali lagi
Tentu,
Tanpa sadar

Ar- Rayhan Hostel, 8 Februari 2011

Rindu

Ingin sekali aku keluar darinya
Terperangkap jauh dalam rindu
Ingin sekali ku mendapatkannya
Kunci bahagia tatkala berhasil
keluar darinya
Rasanya ingin kabur saja
Bebas dari belegu rindu
Berhasil lepas keluar bebas
Bagaimana tidak,
Ia terus saja menggrogoti rasa
Memendam bahagia kemudian terkubur di sana
Entah mengapa
Kali ini ia menguak rindu
Mengubur lekat cinta pada kalbu
Membakar perlahan senyum tawa
Lalu bagaimana
Jika semua sirna
Lihat! Kau pendam bara
Di balik rasa yang
Seharusnya tak ada
Menurutku, kau buang saja
Ke langit nestapa
Namun rindu tlah mengakar
Tersiram begitu haru

KRA, 10 Nov 2011

Rindu Pelangi

Hujan, beramai-ramai mengunjungi bumi
Menjadikan tanah sebasah resah
Membuat rindu akan indahnya pelangi
Tapi, di manakah mentari?
Bukankah ia yang mempersatukan warna pelangi?
Tidak, ia pun tak datang menemani hujan
Seperti kau yang tahu, tak ada pelangi hari ini
Deras itu kian menggebu
Membentuk aliran berliku
Langit turut bersorak, mencipta mendung kelabu
Menutup matahari, menghalang pelangi
Mungkin benar, harus kutabung rindu itu
Rindu akan tujuh warna pelangi
Yah, bersabar layaknya pelangi rinduku
Senantiasa menunggu hingga hujan pun reda
Deras masih menyisakan gerimis
Rintik hujan masih gembira
Tetesannya seakan bunyikan merdu
Ciptakan elegi senandung rindu
Rindu cerah damainya MEJIKUHIBINIU
Merah darah cerah hilangkan resah
Jingga terang terangi kegalauan
Kuning berbinar bagikan senyuman
Hijau lembut menyumbang ketenangan
Biru laut nan syahdu
Nila manis secantik bidadari
Ungu merdu hilangkan rindu
Yah, rindu pelangi itu...


KRA, 17 Desember 2011