Rabu, 09 Desember 2015

Kampus Rawa Laskar Pelangi

Hi, hi! It almost middle December! Yuhuu, it’s rainy season yang penuh dengan bunga-bunga dan rinai hujan penyenang jiwa. Karena lagi have a good mood, kupustan untuk blogging saja. Kali ini aku akan mempublikasikan ide dari masa lalu.


Kejadian dari foto di musim penghujan lalu. Tepatnya semester enam. Cekidot!


Hari itu sangat menyenangkan. Sore yang membuat hati membuncah. Karena apa? Karena, sore menandakan kegiatan ngampus kita berakhir dan saatnya pulang ke kos. Yeay! Siapa yang tak senang coba.


Hari itu adalah hari kamis tertanggal 16 April 2015. Hari terpaaadat di dunia. Biasanya hari itu full kuliah dari pagi hingga sore. Fiuh, penatnya. Di tengah hati yang gembira. Tiba-tiba hujan deras datang melanda. Haah?

Maka jadilah kita masih waiting beberapa saat di RKB-E, gedung yang biasa kita tempati untuk kegiatan perkuliahan. After few minutes, kita pun go to adventure. Jalanan menggenang. Seperti di rawa-rawa. Oh tidaak.


Kampus kami memang mewah, mepet sawah. Haha. Jadi ceritanya, dulu daerah sini adalah rawa-rawa, namun kemudian kini dipenuhi bangunan. Rawa-rawa itu ditimbun dan dibangun. Jadilah kalau hujan seperti ini banjir.


Sore itu kami pulang bertiga. Sekarang ‘kita’ jadi ‘kami’ :D Aku, Lilis dan Teh Insan. Kos kita berbeda jiah balik pakai ‘kita’ lagi, haha.Lilis daerah Cendana dua tapi masih searah dengan kami dari kampus.

Dan perjalanan pun dimulai. Kami lompat-lompat seperti kodok. Menghindari jalanan yang penuh air. Berhenti dan menjauh ketika ada kendaraan lewat. Takut kecipratan airrr.. >_<


Pertama, Teh Insan yang kena air dan melanjutkan perjalanan dengan merelakan si kaki mencelup ke dalam genangan yang kian meninggi. Apalagi ketika jalanan makin ramai dengan berbagai macam kendaraan. Belum ada trotoar,jadi kita memang berjalan di pinggiran aspal. Sementara aku dan Liilis masih bertahan dengan gaya lompat-lompat. Teh Insan sudah berjalan santai meski sepatu basah terendam.


Memasuki Gang Cendana, Lilis kecebur juga. Dan aku masih lompat-lompat di atas bebatuan. Jalanan di situ lumayan banjirnya. Airnya deras. Kami pun berjalan, berlidung di bawah pepohona. Gaya jalan kami sekarang menunduk-nunduk di bawah reranting seperti maling. Tak apalah daripada baju basah.



Menuju kos Lilis di kompleks Cendana dua. Huaa. Tapi liat itu banyak jalan yang terpendam. Berkat rawa-rawa yang meluap. Huhu, tak ada jalan lagi supaya kaki aman tak basah. Supaya sepatuku bebas aku pakai keesokan harinya.


Whoaa banjiiir
“Lewat sini saja,” sekarang Lilis yang menjadi pemimpin jalan. Rupanya ia mengetahui jembatan dari batu-batu besar yang disusun. Katanya tadi pagi pun ia lewat situ. Jadi aman. Aku sih paginya diantar dengan motor jadi tak tahu aku ada trek itu, haha. Jembatan yang ternyata dibuat oleh warga untuk membantu kita. Arigatou, semoga menambah saldo pahala.


Kami pun mendekat. Aku berteriak kegirangan dalam hati. Akhirnya sepatuku akan selamat. Teh Insan menyusul terlebih dahulu. Ye, ye!

Hei!


Ternyata oh ternyata! Itu jembatan terendam air juga. Oh tidaak. Hiks, hiks!
Tenggelamnya Jembatan


“Ayo, nggak ada jalan lagi nih,” teriak Lilis yang sudah sampai di seberang. Huhu. Akhirnya kucelup juga T.T

Rokku pun basah. Hihi.

Merelakan Kaki
 My trip my adventure!” seruku dan Lilis tetap kegirangan. Sedangkan Teh Insan geleng-geleng melihat tingkah kita. Jadilah sore itu basah-basahan di jalan. Seru ternyata. Dan lihat, deh ada pelangi! Whoaa, keren banget kan? Setelah kita adventure melewati trek penuh air dan ternyata Allah menghendaki kita memandang lukisan yang indah di lihat. Whoaa, subhanallah. Itu kado terindah. Thank’s, God!


Lihat!
Kurang terang sih di foto, tapi aslinya keren sekali. Lain kali harus pakai DSLR nih, haha. 

Adventure kali itu sungguh membuat rindu. Miss you guys..

6 komentar:

  1. Terhura saya Mbak Aira bilang gitu :D

    BalasHapus
  2. menggapai mimpi memang kdang ada aja kendalanya. Semangat!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Banget, Mbak. Menujunya banyak jalan berkelok yang tidak kita duga.

      Hapus
  3. Kampusnya becek banget tu mbak. Gx bisalah pakai sepatu kalau musim hujan kek gitu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya, Mbak Yelli. Itu dua tahun lalu.

      Sekarang jalanan utama sudah diaspal berlapis-lapir biar lebih tinggi.

      Di samping kanan-kirinya dibangun got-got panjang agar tak banjir lagi.

      Hapus