Senin, 07 Agustus 2017

Biar Basa-basimu Nggak Garing

Basa-basi bukan berarti hal yang membuat  hayati lelah lho. Nggak melulu dimulai dengan pertanyaan mainstream 'kapan nikah' atau 'ngajar di mana' dan pertanyaan sejenisnya. Hihi, masak baru ketemu langsung nanya-nanya tentang privasi begitu.

Eh, privasi nggak sih? Rumput yang bergoyang ngangguk-ngangguk mengiyakan. Yes!

Anak jaman sekarang ibaratnya bule yang nggak mau ditanya tentang agama karena kebanyakan atheis. Seperti wanita yang ditanya-tanya usia. Nah, privasi tuh.

Nah, biar lawan bicara  nggak tersinggung kita kudu kreatif nih. Bikin pertanyaan atau kalimat yang membuat suasana semakin hidup. Kan kasian sudah gempor keliling satu desa, giliran bertandang ke rumah kita malah dibikinnya hati lelah juga.

Apalagi setiap rumah yang dikunjungi melemparkan pertanyaan serupa. Ups, wawancara sekampung? T.T Hayati benar-benar lelah Bang Udin. Lemparkan saja Hayati ke Gili Labak, duile maunya :D

Ada beberapa tips and trik nih biar teman lama atau saudara jauhmu nggak butek jutek saat kau memulai basa-basimu.

Memuji Penampilan
Kita mulai dengan yang terlihat ajah. Pakaian misalnya. Lebaran biasanya jadi ajang kita megap-megap, cuci mata gratis. Orang-orang keluar dengan pakaian terbaik mereka. Jadi cobalah akui keindahan yang tampak di depan mata.

"Neng Geulis, bajunya cakep pisan. Beli di mana?"

Kalau dia nggak beli cari deh hal positif lainnya.

"Wah, jahit sendiri ya? Keren sekali kau ni. Bolehlah Akak diajak belajar bareng," ini Kak Ros lagi mudik ceritanya :p

Barangkali make-up nya.

"Duh beningnya, lipstik kamu matte-nya juga bagus. Cantik sangat," nah bisa-bisa dia yang kasi  angpau bukannya kamu sebagai tuan rumah, hoho. Kalau dielak emang bahwa riasannya alami, tanya rahasianya.

"Bagi tipsnya dong pakai apa jadi kinclong gitu! Masker alpukat atau beras sama bengkoang?"

"Nggak Mbak, cuma istiqamah menjaga wudhu sama rajin tahajjud."

"Subhanallah sholehahnya!" 

Diam-diam para ikhwan yang lagi reunian sama kita ngajuin proposal buat do'i. Nah jadi rejeki dia kan. Kita juga sekalian mengamalkan An-Nur ayat 32 ^^

Hobby
Kalau dia temen lama kita pasti tau lha kebiasaan dulu waktu di sekolah. Jika ia saudara inget momen wow si kecil maaf ini bukan iklan susu :p Bisa tuh jadi opening obrolan, buat basa-basi.

"Masih suka nulis, nggak?" Nah lebih adeumm kan basa-basinya.  Nggak melelahkan jiwa yang ditanya pula. 

"Alhamdulillah, Ta. Sudah punya antologi dan beberapa kali dipercaya jadi editor." Emang kamu yang ditanya, Fi? Kan ini masih simulasi :p

"Pas esema, kamu aktif di pecinta alam. Sekarang di kampus juga-kah?" 

Nostalgia masa lalu emang selalu seru. Apalagi kenangan yang menyenangkan. Kita bisa ngakak bareng lagi dibuatnya.

Topik Hits
Bisa juga ngobrolin yang lagi happening kayak buku paling bestseller atau penulis paling ngetop di tahun 2017. 

Asal jangan ngegosipin artis atau temen sendiri. Apalagi ditambah prasangka. Bahaya! Bukan cuma dosa. Tidak baik untuk dipraktekkan. Hal ini dapat merenggangkan hubungan antar manusia.

Biar tau topik paling hits kita kudu update berita. Sesekali pantengin republika, tempo, atau portal daerah. Siapa tau ada wisata baru yang ternyata deket banget sama kita. Kan bisa sekalian halan-halan hunting bareng.

Wefie-Groufie
Halo anak sekarang! Kalau kamu udah kehabisan ide, ponsel pintarmu bisa dijadikan alat basa-basi. Nyalakan kamera depan, pasang tongsis. Semua akan tersedot pasang gaya. Cekrek!

"Wuih keren yaa, hapenya berapa MP nih?
"Sini, aktifin bluetooth! Apa namanya?"

Weis, topik keren nih. Selanjutnya, mau pasang gaya apa? ^^

Akun Sosmed
Anak jaman sekarang siapa yanh nggak punya sosial media. Saat bertemu handai taulan, bisa nih dijadikan jurus andalan.

"Nomor WAmu berapa?
"Akun IGmu apa namanya, sini kufollow!"

Asyik kan jadi punya follower baru. Sama-sama senang dan nggak ada yang tersakiti pulang.

Memang lidah tak bertulang. Ia bisa tergelincir kapan saja. Tapi kitalah ratunya yang menentukan kekata yang mana yang harus meluncur. Apakah kekata penuh bebungaan atau dedurian tajam.

Qul khairan awil yasmut. Katakan yang baik atau diam begitu Islam mengajarkan.

Mood kita pun seringkali tak menentu, suka berubah laiknya bunglon yang saban berpindah tempat ia berbeda warna. Setiap insan yang percaya akan Tuhan, selayaknya kita meminta tuk selalu dikokohkan di jalan ketaatan penuh kebaikan.

Ya muqallibal qulub tsabbit qalbii 'ala diinik.

Ya Allah yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkan daku pada agamu. Aamiin.

Semoga kita tetap menjalin kekerabatan dan membangun komunikasi yang baik. Pertemuan yang membuat rindu bukan kekata basa-basi pilu.

#ODOP

5 komentar:

  1. Bener ya mba.. mesti pandai basa basi biar gak lelah hayati😀
    oiya maaf spt ada sedikit typo, qul khairan aw liyasmut, atau lengkapnya fal yaqul khairan aw liyasmut. Nuwun.

    BalasHapus
  2. Aisyah suka yg pertama kak, memuji dengan tulus membuat orang lain merasa dihargai.. ^^

    BalasHapus
  3. Yang udah punya anak aja, saat bertemu dengan saudara jauh masih suka ditanya kakak, "Kapan nambah anak?". Aku sebenernya penasaran, 'apa dia mau bayarin ya ongkos melahirkannya di rumah sakit?'

    Thanks for sharing, bagus banget rekomendasinya. Insya Allah nggak garing lagi kalau disuruh nambah anak, nanti aku jawab 'lipstik kamu merk apa?' hahahahha.

    BalasHapus
  4. Kadang harus sok kenal sok akrab biar nggak garing. Tapi ya harus tetap sopan ya mba. Hehhee

    BalasHapus
  5. Kusuka gayamu Hayati. Pokoknya yang gak bikin orang lain ngerasa down ya Kak, hehe

    BalasHapus