Jumat, 19 Agustus 2016

FLP Awards dan Keharuannya [Writing Camp Expedition III]

Hadiah Kamar
Bertemu lagi duo MC; Aji dan Palupi. Pemandu acara yang selalu ceria dan gembira membagikan kata-kata penuh makna dengan cinta. FLP Awards tentunya acara puncak yang mendebarkan. Penghargaan yang akan menampilkan anggota-anggota kece FLP Jawa Timur.

Sweetness
Penghargaan pertama, diberikan kepada kamar terbersih. Kaget juga saat kamar kami yang dibacakan. Total anggota kamar kami ada sebelas orang; aku, Windar, Ani, Ratna, Yuni, Nur, Fitri, Irus, Halwa, Khurbi, dan Eni. Nama kamarnya Afifah Afra. Unik memang karena nama kamar kami adalah penulis ngetop Indonesia; Pipet Senja, Kang Abik, Asma Nadia, dan Tere Liye! Hopefully, Bang Tere bisa hadir sungguhan di acara FLP selanjutnya. Aamiin.

Ketua FLP Bangkalan, Ani Marlia yang maju menerima. Kategori selanjutnya yang bagi kamar yang kompak, aktif dan selanjutnya yang paling disiplin. Ternyata semua kamar mendapatkan penghargaan. Kalung penuh makanan ringan pun layak dikalungkan dan dibagikan. Barakallah..

Mars FLP
Jeda iklan sebentar, kami menyanyikan Mars FLP. Sebagian anggota sudah mengemas modul yang diberikan panitia. Maka saat MC meminta beberapa menyanyikannya ke depan banyak yang kecewa. Belum hafal juga soalnya. Tapi ada beberapa yang bawa dan tampil memperdengarkan suaranya.

Senandungkan
Tak mau kalah, FLP Banyuanyar juga menampilkan Mars andalan mereka. Tanpa teks mereka menyanyikan di depan. Dakara, shugoi! Mereka mengaku seringkali mendendangkannya sebelum pertemuan rutin dimulai. Oia, bagi mereka FLP adalah Forum Lingkar Pagi, karena kegiatan mereka rutin diadakan di pagi hari. Kalau di FLP Jatim jadi akronim Forum Lingkar Perjodohan. Semangat menjemput jodoh, haha.

FLP Awards, Now Begins!
Setidak ada 15 cabang yang tergabung di FLP wilayah Jawa Timur. Mbak Ami, bendahara umum FLP Jatim melanjutkan. Memandu FLP Awards. Kategori pertama, FLP pejuang. Alhamdulillah FLP Bangkalan disebut. Ya, walaupun hanya sebagai nominator. FLP Lumajang maju sebagai pemenang mengalahkan tiga cabang lainnya; Jombang, Sidoarjo dan Kediri.

Barakallah!
Kategori kedua FLP Terpuji. Nominatornya FLP cabang Tuban, Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan dan Lumajang. Aku nebaknya Lumajang sama Sidorajo tapi yang dibacakan Mbak Ami adalah FLP Surabaya. Congratz deh! Mereka memang patut mendapatkannya. Kerja keras memang selalu sepadan dengan hasil.

Dalam pidato kemenangannya ketua FLP Surabaya menegaskan bahwa mereka tak layak berbangga atas penghargaan tersebut. Karena cita-cita mereka sebenarnya bukan itu.  bukan itu tujuannya. Target mereka sesungguhnya adalah go international. Yuk didoakan, aamiin.

Selamat!
Penulis non-fiksi inspiratif dibacakan selanjutnya. Lima kandidatnya, Gunawan Mahendra dari FLP Malang, Hidayati Nur FLP Tuban, Fauziah Rahmawati FLP Jatim, Kholif A FLP Sidoarjo dan M.Rasyid Ridho FLP Bondowoso. Nah, pada saat ini, operatornya terlalu cepat mencet kursonya. Timingnya kurang pas. Jadi belum didreng-deng-deng sama Mbak Ami sudah muncul nama Mbak Zie.

Omedetou!
Untuk kategori fiksi ada Mashdar Zainal dari FLP Malang. Terkaan awalku beliau yang menjadi pemenang. Soalnya ‘kan sudah jadi pemateri juga. Empat saingan lainnya ada Arul Chandrana FLP Lamongan, Fanda Ari FLP Sidoarjo dan Nun Urnoto dari FLP Sumenep. Tebak yang menang siapa? Ternyata yang suhu yang dapat.

Siapa itu? Cak Nun Urnoto. Begitu biasanya rekan FLP Jatim memanggil beliau selain sandangan kata suhu. Beliau memang pantas karena untuk membuat komentar pun beliau mengutarakannya dengan sastra. Pesan beliau, jangan pernah berhenti mengirim karya ke media. Karena saking seringnya siapa tahu redakturnya bosen juga. Haha iya juga ‘kan?

Congratz!
Selain tersebut di atas masih ada satu lagi lho yaitu kategori penulis terpuji. Kali ini ada Bunda Novi dari FLP Lumajang, Verena Mumtaz FLP Jatim, Ummi Kulsum FLP Jombang, Teguh Surabaya dan satu lagi dari Jember. Kalau tak salah namanya Rifka. Karena tak memakai kaca saat acara aku hanya mengandalkan indera pendengar saja. Itu yang terdengar di telinga.

Wilujeung!
Anggota FLP Surabaya yang memenangkan  kategori itu. Ketika maju ke depan (tak mungkin maju itu ke belakang yaa itu sih namanya mundur :D) langsung diserbu anggota Surabaya lainnya. Go Surabaya, go!

Satu kategori lagi lho, Penulis Favorit. Ini berdasarkan voting teman-teman se JawaTimur. Suara terbanyak diraih oleh Mashdar Zainal Malang, Nun Urnoto Sumenep, Teguh Surabaya, Ummi Kulsum Jombang, dan sang ketua, Rafif Amir Ahnaf. Mantep dah para senior yang banyak penggemarnya. Saingan berat tuh.

Why? Entah siapa memilihku dengan dua nama berbeda. Nama pena dan nyata. Haha, dari dulu orang-orang suka memperbincangkan terkait dua nama ini. Selalu dikiranya yang bukan sebenarnya padahal nyatanya sama. Malah dengan tiga nama juga. You want to know the real me? Just me in the real world :p

Pak Rafif yang menang. Iyyap. Beliau kan jadi ketua FLP Jatim karena prestasinya yang bejibun. Setuju deh. Tapi ada yang tak setuju. Ada ceritanya. Selanjutnya mari kita beri judul Drama Babe. Babe, itu panggilan beliau di FLP Jatim.

Drama Babe
Bunda Novi tiba-tiba menyela saat tropi akan diberikan. Menurutnya Babe tak layak menerima penghargaan itu. Ya, alasannya banyak. Saking banyaknya aku pun tak mengingat salah satunya. Lagipula, aku tak mencatat juga ^^V

Aku awalnya setuju saja dengan pendapat Bunda Novi, karena harusnya tropinya diberikan kepada yang berhak. Seperti kutuliskan sebelumnya, Pak Rafif ‘kan memang ketuanya kita. Secara teknis harusnya memiliki karya yang lebih oke, keren yang berjuta-juta. Harusnya Babe didisk laiknya sebuah lomba yang mengatakan, yang sudah sering menang lomba tak boleh ikutan audisi. Karena banyak penulis mudah yang lebih dukungan torehan prestasi. Misalnya yang menuliskan ini. Jauh, euy jauh haha.

Sebagai artis nomor satu, tak mungkin Babe terpilih bukan kalau tak banyak fansnya, adalah anggota yang keberatan juga. Ingin mengemukakan pendapat bahwa Pak Rafif memang layak mendapatkan tropi itu. Aduh, Aula Lingkar Pena jadi semakin gaduh. Namun kemudian menjadi tenang dengan kedatangan Ummi Rita.

Sungguh membuat takut. Aku saja sampai tak berani mengangkat kepala. Aku juga berpikiran macam-macam. Ummi Rita malah berseberangan pendapat dengan Bunda Novi. Pak Rafif itu sudah mengorbanan segalanya untuk FLP Jatim. Khususnya acara silaturahmi wilayah jawa timur di Writing Camp Lumajang ini. Apalagi kerja keras beliau lima hari belakangan. “All of you, you should see this,” begitu kira-kira ungkap Ummi Rita versi aku.

Setangkup kue dengan lilin menyala di atasnya. Surprise! Babe ultah tho, kukira drama ini nyata ternyata hanya fiksi belaka. Good performance! Adegan drama yang luar biasa, serasa menonton opera.

“Hatiku luluh lantak,” respon Pak Rafif memulai pidato keberhasilannya, “hancur selebur-leburnya.” Tuh, ‘kan bahkan sang ketua tertarik dengan kata itu. Luluh lantak masih menjadi trending di FLP Jatim hingga seminggu kemudian.

Tanjoubi Omedetou!
“Ada banyak organisasi, tapi FLP adalah ukhuwah yang mahal. Belajar menulis sebenarnya bisa di mana saja, tapi kebersamaan di FLP tak bisa dilupakan begitu saja.”

Selalulah kuat
Selalulah produktif
Selalulah berani mengutarakan kebenaran

Pesan Pak Nun Urnoto dalam do’anya. Begitulah FLP kemudian berakhir dengan haru.

Along Remembrances’ Way
Di sepanjang jalan kenangan kita menemukan dedaunan jatuh berguguran. Kulihat kelabunya jalan. Ketika langit siap menghapus kenangan dengan jutaan tetesan airnya. Namun begitu kami segera menuliskannya di lembaran kertas warna-warni. Menuliskannya di atas catatan pribadi. Mempublikasikannya di blog kami. Mengukirnya abadi di hati. Sebelum akhirnya kenangan itu pergi. Menghilang ditelan bumi. Merantau berganti memori.

Kenangan
Di sepanjang jalan kenangan kusaksikan bunga-bunga bermekaran. Melahirkan kebahagiaan. Mengalirkan ide-ide segar tanpa terpikirkan. Melambungkan coretan makna kenangan. Menorehkan keriangan di antara kata-kata yang pilihkan pena menjadi karya.

Di sepanjang jalan kenangan kita masih akan terus mengenang. Kisah-kisah ceria. Cerita-cerita cinta. Dalam kebersamaan, dalam kenangan. Forum kita, forum lingkar pena. Sebuah jalan kita menuju surga. Insya Allah!

*selesai ditulis hingga tandasnya seteko teh melati.

Postingan selanjutnya tentang kebun teh. Menjawab pertanyaan panitia saat outbound. Wait and see yaa.

11 komentar:

  1. Salam FLP Jawa Timur.. Seru bgt award2an..

    Salam kenal mba, saya ex FLP SumBar, skrg domisili bandung.. eeeuuh jd kangen flp..

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal juga, Mbak Shona. Ayo, Mbak gabung di FLP lagi ^^

      Hapus
  2. Wah... ada anggota FLP Jember yang masuk kategori Awards ya mbak.. sugoi...

    PAsti bhagia banget bisa kompak dan seseruan sembari sharing ilmu di FLP...

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya ada Mbak Rifka dari FLP Jember. Seru banget, Mbak ^^

      Hapus
  3. Dulu sebelum pindah ke Jkt aku juga gabung FLP Surabaya lho mbak hehe (siapa nanya).
    Oh ya, dulu saya dan bbrp tmn FLP Sby pernah bikin FLP Kids Sby, sayang cuma jalan satu angkatan saja, berikutnya pengurusnya dua org pindah jkt, yg lain nikah, sibuk kuliah dll. Sayang kalau gak diterusin, kali aja ada yg di Jatim yg minat bikin konsep serupa :)

    keluargahamsa(dot)com

    BalasHapus
    Balasan
    1. Sekarang FLP Surabaya keren banget, Mbak. Tambah kece. Ayo, Mbak gabung lagi :)

      Hapus
  4. Ramenyaaa FLP.... pengen bs ikutan

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo, Mbak ikut. FLP juga tersebar hampir di setiap kota Indonesia bahkan mancanegara ^^

      Hapus
  5. Wah seru sekali acaranya, salam ya buat flp Jatim. sukses selalu. Saya Erna dari FLP Bekasi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Salam kenal, Mbak Erna. Saya dari FLP Bangkalan ^^

      Hapus
  6. Seru kakak acaranyaa...sekarang aku pindah ke bogor dan belum nemu flpnya

    BalasHapus