Sabtu, 15 November 2014

MENONTON ANIME DALAM NOVEL


Kau harus mengubah sudut pandang terhadap hidupmu, Sakura-chan. Kau tahu, kau punya banyak sekali kelebihan dan keberuntungan dibandingkan orang lain. Kau hanya perlu memejamkan mata sebentar, lalu melihat hidupmu dari sisi yang berbeda

Setiap kali membaca buku,aku suka menulis kata-kata indah darinya. Lalu menulisinya dalam catatan harian atau mempostingnya on my lovely blog. Seperti Quotes from Afra”. Menulisi catatanku dengan quotes bisa berlembar-lembar.

Membaca “Penghuni Hati” aku mencatat sedikit sekali kata mutiara. Bukannya buku kurang bagus. Bukan. Kakkoi desu kara. Lalu?

Perasaan adalah sesuatu yangtidak tertebak. Tidak terkendali. Hanya bisa dimengerti ketika kau bertanya pada dirimu sendiri

Aku sangat sekali dengan all of things about Japan. Aku seringkali menonton drama atau anime Jepang. Dua semester kemarin saja aku mengambil kelas Jepang saking sukanya.

Nah membaca novel ini, aku tak perlu berimajinasi terlalu tinggi. Tak perlu. Membacanya seperti film anime. Imajinasiku berkembang. Lokasi, cara berpakaian dan suasana yang digambarkan di dalam novel. Aku tak kesulitan membuat anime di dalam imajinasiku.

Aku menyukai siapa pun. Bahkan diriku sendiri

Karena novel ini memunculkan tokoh yakuza, maka ada banyak kosa kata Jepang yang ditampilkan di sana adalah kata-kata kasar seperti, baka dan yamero. Sebagai murid yang belajar secara formal tentu saja aku merasa ada yang janggal. Bahasanya kok kasar-kasar ya... Tak ada kata sopan dan formal seperti misalnya, toshoukan de hon o yomimashita.

Jalan hidup adalah pilihan. Pilihan hanya bisa dipilih oleh pelakunya, bukan orang lain.

Aku baru ngeh kenapa kosa-kata yang ditampilkan begitu ketika diceritakan tentang yakuza. Oh, pantes...

Untuk tema, ya seperti anime sering aku tonton. Penghuni Hati berkisah tentang cinta, persahabatan, persaingan dan yakuza di Jepang. Novel ini juga memberi pola pikir baru tentang, belajar bukan segalanya.

Ada empat yang sangat menonjol dalam novel ini: Sakura, Hajime, Fumiya, dan Momoko. Keempat tokoh ini belajar di sekolah yang sama. Sakura dan Fumiya adalah murid yang selalu rajin dan saling mengungguli dalam seluruh pelajaran di sekolah. Apalagi Sakura yang menyukai Matematika. Berbeda dengan Momoko dan Fumiya. 
Penghuni Hati-nya Elisa S
Fumiya sendiri suka berkelahi dan berkali-kali terlibat dengan para yakuza. Dasar Fumiya! Hobinya yang suka berkelahi menyeret Sakura hingga ia diculik. Ternyata di balik semua itu tersembunyi berbagai misteri. Tak hanya misteri yakuza, kempat yokoh tersebut terjebak dalam cinta yang tak saling bertaut. Di akhir kisah, tentu saja novel ini memiliki ending yang sangat menyenangkan. Dan kau tahu, Fumiya memang harus kembali ke sekolah dan mulai kembali belajar.

Apapun yang terjadi dalam hidupmu, tugas seorang siswa adalah belajar. Dengan begitu kau hanya akan tersesat di jalan yang benar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar