Jumat, 05 September 2014

AYO KE JEPANG LAGI!

Semester baru, semangat baru! Jangan sampai baruy*, ya! Karena itu artinya basi. Jadi keinget komentar seorang dosen. Brainwashing. Otak kita pada dicuci. Pas di kelas, giliran si ibu dosen mengajukan pertanyaan, disuruh jawab, anak-anaknya pada diem. Lupa. Kan katanya Tasya, kalau liburan simpanlah tas dan bukumu. Modus, ih! :D

Aku mengawali semester ini dengan ikutan presentasi organisasi kepada para mahasiswa baru. Bertemu ddengan teman-teman baru. Alias teman-teman lama yang baru ketemu. Nah, di pertemuan itu kita saling tukar-tukar buku. Ada dua buku tentang Jepang. Satunya buku kisah seorang mahasiswa Indonesia yang melanjutkan studinya ke Jepang. Wuih, pengen ke Jepang! Satunya lagi tentang romance yang bersetting Jepang.

Tentunya aku lebih tertarik membaca buku yang pertama. Buktinya setelah membaca bukunya semakin membuat semangatku lebih membara. Semangat belajar lebih giat. Yossha! Saya tak salah memilih buku.

Pojok Gaijin: Cerita Mahasiswa di Negeri Matahari Terbit
Kapan ya ke sana? Someday, of course..

Gaijin, itu artinya orang asing. Jadi buku ini menggambarkan keseluruhan tentang Jepang dengan sudut pandang orang asing. Tepatnya dengan sudut pandang orang Indone][sia yang sedang mendapatkan beasiswa. Rizal, nama penulis buku ini. Si tokoh dan penulis buku. Oia, ini alamat blognya jika ingin berinteraksi langsung. www.rizaldp.wordpress.

Diceritakan di sana, bagaimana kita menjadi minoritas. Ya, tentu saja. Karena kita sebagai orang asing. Dengan kultur budaya yang berbeda. Jika di Indonesia, seringnya ketika memasuki supermarket ataupun perpustakaan, maka tas dan barang bawaan mesti dititipkan. Tapi tidak jika anda berada di Jepang.

Kebanyakan sih yang diceritakan buku ini tentang perbedaan Indonesia sama Jepang. Misalnya penulis bercerita jika di Jepang suka antri, di Indonesia sukanya menerobos antrian. Orang Jepang memfasilitasi fasilitas umum untuk kaum difabel, di Indonesia hampir tak pernah ditemukan. Eh kebanyakan sih Jepang dapet banyak baiknya. Eh, tapi kita sebagai orang Indonesia harus tetap bangga ya. Secara! Indonesia lebih kaya. Terutama jika berbicara tentang sumber daya alam. Hmm, Jepang pasti kalah..

Selain itu penulis juga tentang benturan dan gegar budaya kerap kali terjadi. Begitu yang penulis alami dan ceritakan dalam buku ini. Ada juga beberapa solusi jika mengalami hal tersebut. Culuture shock dan culture bump! Jadi aku juga belajar CCU. Cross Cultural Understanding. Mata kuliah yang aku ambil semester ini.
Sekali dayung dua-tiga pulau terlampaui. Sekalian jalan-jalan ke Jepang, sekalian belajar CCU. Materi minggu ini juga mengenai kultur budaya Jepang. Yah, klop deh!

Hmm, aku kekurangan cerita. Cerita kurang. Tiba-tiba habis. Tiba-tiba sudah satu buku kubaca. Ayo! Aku pengen ke Jepang lagi!

*baruy adalah bahasa Madura yang artinya basi. Biasanya yang dikatakan baruy itu nasi :p

Tidak ada komentar:

Posting Komentar