Sabtu, 25 Januari 2014

AKU DAN MENULIS

Love story on my own diary
Menulis? Aku pikir semua orang bisa menulis. Sudah bisa menulis dari tingkat Sekolah Dasar bahkan ada yang bisa menulis sejak dari zaman Taman Kanak-kanak. Is it right? Setidaknya semua orang bisa menulis catatan pelajaran, atau yang lebih sering catatan harian. Dear, diary...jare :D

Aku sendiri mulai suka nulis sejak EsDe. Tulisan fiksi pertama, Cerpen. Cerita dengan tema persahabatan. Bukan Cerpen 'kali ya namanya. Mungkin lebih tepatnya FF. Flash Fiction. Cerita dengan karakter kata 50 sampai 200 atau 300. Niatnya mau bikin Cerpen, tapi temen-temen sekelas buru-buru ngerebut. Wheuw! Guess What? Mereka menyerahkan ceritaku pada Wali Kelasku. Then... tanpa dinyana beliau menunjukku untuk membacakan puisi pada sebuah acara sekolah. Hah?

That's my first time red poetry. Terakhir juga deh kayaknya. Pertama dan terakhirlah... Soalnya aku kalau disuruh baca kurang jago. Kalau bikinnya, ayo! Give it to me hehe..

Nah mulai dari situ, aku suka nulis fiksi. Lanjut SMP, makin rajinlah daku menulis. Tapi kebanyakan, ya puisi! SMA apalagi. Soalnya aku sudah mulai aktif di berbagai organisasi kepenulisan.

Karena aku suka nulis, temen-temen kalau aku lagi ultah suka ngasi hadiah buku. Ada juga diary. Aku juga kalau nulis di mana-mana. Selain di buku aku kadang nulisnya di daun. Jadi, aku metik daun yang lumayan agak lebar lalu ditulis. Apalagi kalau bukan puisi. Kadang juga di balik bungkus coklat.

Pernah mendengar tidak tentang catat-mencatat. Biar tidak lupa, maka catatla! Itu dia, aku suka sekali mencatat. Apa saja yang terlintas di kepala. Kalau tidak dalam puisi maka aku biarkan ia menjalar menjadi jalinan cerita.

labu dititiksembilankemudiansepuluh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar